1.500 Anak di Kota Serang Tidak Bisa Sekolah
Sekda Kota Serang, Nanang Saepudin saat diwawancarai oleh awak media seusai rapat di Aula kantor BJB Banten.--
TANGERANGEKSPRES.ID - Kasus Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Serang masih tinggi. Pada awal tahun 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) kota Serang sudah mendata 1.500 anak.
Untuk menangani permasalahan ini, Pemerintah Kota Serang menggelar rapat teknis penanganan dan pengembalian ATS di Kota Serang, bersama Dindikbud dan Non Governmental Organization (NGO) United States Agency For International Development (USAID) Erat asal Amerika Serikat, di Aula BJB Banten, Kamis, (07/03/2024).
Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Serang Nanang Saefudin mengatakan, penanganan Anak Tidak Sekolah di Kota Serang tentunya harus melibatkan semua pihak, termasuk kerjasama dengan USAID Erat lembaga bantuan dari pemerintah Amerika Serikat.
"Memang USAID Erat ini merupakan lembaga bantuan dari pemerintah Amerika Serikat. Karena kami pemerintah Kota Serang ingin betul-betul memastikan program pengembalian anak tidak sekolah (ATS) ini bisa terencana dengan baik sesuai dengan harapan kita bersama," katanya.
Nanang mengungkapkan bahwa, jumlah anak tidak sekolah di Kota Serang saat ini sebanyak 1.500 anak meliputi sekolah SD dan SMP.
"Jadi sebetulnya ATS itu bukan anak-anak tidak sekolah. Tetapi mereka hanya berhenti di tengah jalan. Karena jaman sekarang tidak mungkin ada anak yang tidak sekolah," ungkap Nanang.
Adapun faktor yang menyebabkan anak tidak sekolah di Kota Serang, dikarenakan faktor ekomoni orang tua yang tidak setabil. Sehingga, anak tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.
"Karena sekolah SD, SMP itu sudah di jamin oleh pemerintah melalui dana BOS bahkan swasta juga sama mendapatkan dana BOS," jelasnya.
Nanang mengaku optimis, jika pemerintah Kota Serang dapat menuntaskan anak tidak sekolah di Kota Serang, meskipun dengan cara bertahap.
"Nanti kita akan petakan. Mudahan-mudahan ini bisa tertuntaskan secara bertahap. Sekalipun tahun ini tidak terselesaikan di tahun-tahun yang akan datang," ucapnya.
Pengembalian anak tidak sekolah, kata Nanang, nantinya akan menggunakan teknis pendidikan kesamaan paket A, paket B dan paket C, apabila usianya sudah melebihi usia SD dan SMP.
Menurut Nanang, persoalan ATS merupakan masalah krusial yang tidak hanya terjadi di Kota Serang saja, melainkan di setiap Kabupaten atau Kota yang lain juga ada.
"Karena di setiap daerah yang namanya ATS itu pasti ada, karena misalnya juga hampir sama. Untuk pemerintah daerah Kota Serang harus bisa memastikan hadir untuk menuntaskan ATS di Kota Serang ini," bebernya.
Sementara, itu Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Leni Puspasuri mengungkapkan, anak tidak sekolah paling banyak itu pada usia SMP.
Sumber: