PENDEKAR BERDUKA
KEMENANGAN besar Persita atas PS. Lampung Sakti dengan skor 4-1 terasa hambar buat klub Pendekar Cisadane. Pasalnya, usai laga tim peringkat pertama Grup 2 kompetisi Liga 2 mendapat kabar duka dengan wafatnya salah satu suporter Muhammad Nurfaizi, Minggu (7/8) malam usai laga. Izul, sapaan Muhammad Nurfaizi, tewas usai mengalami kecelakaan di KM 52 ruas tol Merak-Jakarta usai menyaksikan laga Pendekar Cisadane. Izul mengalami kecelakaan usai mobil bak terbuka yang ditumpangi remaja 14 tahun tersebut bersama rekan-rekannya penggemar Persita di serang orang tak dikenal dengan lemparan batu dari sisi kiri jalan tol tepatnya di Desa Gorda, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang. Izul dan kelompoknya pun panik. Sebagian dari mereka menyeberang ke jalan tol dari arah Tangerang menuju Serang. Langkah itu diikuti Izul. Apesnya, Izul tak berhasil menyeberangi jalan yang dilewati kendaraan dengan kecepatan tinggi itu. Santri salah satu pondok pesantren di daerah Kopo, Kabupaten Serang itu tertabrak sebuah mobil hingga terpental sejauh lima meter. Anak laki satu-satunya dalam keluarga itu menghembuskan nafas di lokasi kejadian sebelum kemudian dibawa ke RS Sari Asih Serang. Izul merupakan korban meninggal kedua akibat penyerangan yang dilakukan terhadap pendukung Persita pada tahun 2017 ini. Sebelumnya pada 25 Maret, Ferdian Fikri suporter Persita asal Buaran Indah, Kota Tangerang tewas usai mengalami penusukan oleh kelompok orang yang tak dikenal. Dari insiden tersebut polisi baru menangkap satu tersangka. Kapten tim Persita, Egi Melgiansyah menyatakan pemain Persita turut berduka atas wafatnya Izul. Ia cukup kaget mendengar berita duka ini, karena usai laga Minggu sore, rombongan suporter Persita mendapat pengawalan ketat dari aparat keamanan saat berada di jalan tol. "Kami memang sempat terhambat pulang karena rombongan besar suporter yang dikawal polisi, tapi kami kaget dapat kabar tadi pagi (kemarin, red) ternyata ada korban jiwa. Kami sangat menyayangkan peristiwa ini, belum hilang sedih kami atas meninggalnya Ferdian," ucap Egi seraya mendoakan arwah almarhum diterima disisi Yang Maha Kuasa. Egi berharap hal ini tak terjadi lagi di kemudian hari, karena suporter ini sebenarnya hanya ingin menyaksikan pertandingan sepakbola. "Kami ingin sepakbola itu mempersatukan, apalagi kemarin sudah ada pertemuan antar suporter nasional yang menyepakati perdamaian antar suporter," ujar Egi tak habis pikir. Rasa duka cita juga disampaikan manajer tim Persita Nyoman Suryanthara. Manajemen, kata Nyoman, sangat menyayangkan kejadian yang menimpa pendukung Persita itu. Dia berharap agar peristiwa itu tidak terulang di kemudian hari. “Suporter Persita hanya ingin nonton tim idolanya bermain dengan aman dan nyaman tanpa harus bertaruh nyawa. Menonton di stadion adalah bentuk kecintaan mereka kepada sepakbola. Kami harapkan peristiwa ini menjadi yang terakhir," harap Nyoman. "Meninggalnya Muhammad Nurfaizi semestinya menjadi pelajaran berharga bagi suporter kami maupun suporter klub lain agar menciptakan kedamaian sehingga kita bisa menikmati pertandingan tanpa ada rasa takut,” pungkasnya. (apw)
Sumber: