Terpesona Batik & Rujak Cingur

Terpesona Batik & Rujak Cingur

SENYUM gadis berambut pirang itu mengembang. Kedua bola matanya melebar. Dia terpesona begitu batik yang dibuatnya selesai. Pria teman sebayanya tak kalah takjub melihat hasil goresan di atas kain kanvas tersebut. “I want to come back Tangerang (Saya ingin kembali ke Tangerang), it is a lovely city and the people very nice to me (ini kota yang sangat indah, dan orangnya sangat baik). Makes a good memories for me (menjadi kenangan indah buat saya),” ucap Glenn. Dia adalah salah seorang pelajar Belanda yang ikut berkunjung ke SMAN 2 Kota Tangerang, Senin (31/7). Selain dia, ada 35 pelajar lagi dari Trevanium College yang siang itu ikut membatik. Mereka baru kali pertama melukis batik di atas kain kanvas. Gleen mengaku senang dan takjub dengan sekolah yang ada di Kota Tangerang.  “Kelas yang diberikan berbeda tentunya dengan yang kami dapat di negara kami. Siswa dengan aktif bertanya dan tidak segan membantu saya. Pengalaman yang sangat menyenangkan,” tutur Glenn. Glenn sangat menyukai Kota Tangerang dan ingin kembali lagi suatu hari nanti. “Kotanya sangat indah, punya banyak nilai historis dan tentu masyarakatnya sangat ramah,” ujarnya. Sejak Sabtu (29/7), sebanyak 36 pelajar bule itu tiba di Kota Tangerang. Mereka didampingi lima guru dan seorang tim medis asal Belanda. Di kota ini, rombongan akan menetap selama empat hari. “Sabtu tiba di Kota Tangerang lalu dijemput langsung oleh orangtua murid yang rumahnya akan ditempati pelajar tersebut,” kata Ika Satyasari, Program Manager Detara Foundation. Kota Tangerang menjadi kota destinasi terakhir perjalanan Trevanium College dalam menghabiskan liburan musim panasnya. Sebelumnya rombongan sudah mengunjungi Kota Yogyakarta, Bandung dan Bogor. “Di Bogor, mereka belajar hidup sederhana di desa, di Bandung belajar soal perlindungan hewan primata,” ujarnya. Siswa-siswi Trevanium College tersebut mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 2 Kota Tangerang. Mereka juga diajarkan membuat batik yang menjadi unggulan sekolah ini. “Mereka juga akan menunjukkan budaya kesenian dari Belanda kepada siswa,” kata Ika. Para pelajar Trevanium terlihat antusias ketika membuat batik di atas secarik kain kanvas. Dengan mengikuti arahan dari beberapa pelajar SMAN 2 Kota Tangerang, mereka dengan telaten menorehkan tinta di atas kain. Meski saat itu cuaca panas menyeruak di antara dedaunan pohon. Yuniasih Hartatih, Wakil Kepala SMAN 2 Kota Tangerang mengaku senang mendapat kunjungan dari pelajar Trevanium College. Kepada Tangerang Ekspres, Yuniasih mendapat pengalaman yang lucu. “Cuma karena rujak cingur (makanan khas Surabaya), itu satu pelajar tidak mau pulang ke rumah orangtua asuhnya. Nanti saya mau kasih martabak biar makin betah,” selorohnya. SMAN 2 Kota Tangerang dipilih sebagai sekolah tujuan para pelajar Trevanium College karena mendapat penghargaan Adiwiyata. “Itu merupakan salah satu syarat bisa menerima siswa dari negara lain,” paparnya. Namun, Yuniasih mengaku akan mempertimbangkan jika diminta untuk melakukan kunjungan balik ke Belanda. Hal ini karena jarak dan waktu tempuh yang diperlukan cukup lama dan tentu biayanya mahal. “Belanda itu jauh, perlu waktu 24 jam untuk tiba di sana. Selain itu juga tiketnya mahal, makanya nanti-nanti dulu,”tuturnya. (mg-01/bha)

Sumber: