Sepekan Jelang Perayaan Imlek, Umat Budha Bersih-Bersih Vihara

TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Sepekan jelang Tahun Baru China atau Imlek, kegiatan membersihkan properti dan area vihara menjadi tradisi yang tidak bisa dilewatkan. Seperti terlihat di Vihara Kwan In Thang yang berada di Pondok Cabe Udik, Pamulang, Minggu (15/1). Petugas dibantu sejumlah umat vihara tersebut bersama-sama membersihkan vihara dan isinya, sebagai cerminan bersih-bersih diri untuk menyambut Imlek 2574 Buddhis Era (BE) pada 22 Januari 2023 mendatang. Pengurus Vihara Kwan In Thang, Liong Fuk mengatakan, pada Minggu (15/1) pihaknya telah melakukan ritual cuci rupang. Sebelum membersihkan rupang terlebih dahulu latar, wadah hio yang digunakan untuk menempatkan patung dewa dewi dibersihkan. "Tradisi ritual cuci rupang dilaksanakan seminggu sebelum tahun baru Imlek atau ketika para dewa naik ke langit dan makna melakukan ritual cuci rupang ini untuk membersihkan diri para jemaat dalam menyambut tahun baru Imlek," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (16/1). Pria yang biasa disapa Ayong ini menambahkan, cuci rupang memiliki makna atau simbol untuk membersihkan batin sehingga dapat mengkoreksi agar tidak mengulangi perbuatan yang kotor atau tidak baik dalam kehidupan sehari hari. Menurutnya, kepercayaan umat Khonghucu bahwa Imlek tahun ini adalah berlambang Shio Kelinci. "Kelinci merupakan binatang yang lincah dan selalu melompat lompat yang bermakna semua butuh perjuangan kerja keras dalam berusaha untuk mencapai sukses," tambahnya. Masih menurutnya, Imlek itu bukan hari keagamaan tapi, pergantian tahun ditanggalan Cina. Imlek juga bukan perayaan agama Budha dan agama tertentu. "Biasanya yang sibuk ke Klenteng kerena memang dominannya kelenteng itu dominannya Tionghoa. Sebenarnya yang agama lain yang keturunan Cina juga harus merayakan Imlek karena, ini tradisi," jelasnya. Ayong mengungkapkan, Imlek identik dengan warna merah. Merah itu melambangkan semangat kepada kita, dimana pahlawan kita berjuang melawan penjajah juga menggunakan pakaian warna merah (ikat kepala). "Dalam arti kata dalam kebahagiaan itu harus semangat kita untuk mencapainya. Ulang tahun, pernikahan dan segala sesuai yang berbau kebahagiaan dilambangkan dengan merah," tuturnya. Menyambut Imlek biasanya di keluarga masing-masing juga memiliki acara, mulai dari berkumpul, doa bersama, makan bersama. Hal itu dilakukan biasanya pada saat malam Imlek. "Kalau pas hari H mereka vegetarian (tidak makan yang berbau darah) selama seharian," tutupnya. (*) Reporter : Tri Budi Sulaksono Editor : Endang Sahroni
Sumber: