Lima Korban Ledakan Gas Helium Masih Dirawat

Lima Korban Ledakan Gas Helium Masih Dirawat

TANGERANG-Lima korban ledakan tabung gas helium di depan SMK Bina Insani, Jalan H Mansyur, RT 05/05, Kelurahan Nerogtog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Rabu pagi (19/07) lalu masih dalam perawatan medis. Mereka dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Mulya Pinang, Kecamatan Cipondoh. Rata-rata korban yang merupakan siswa baru SMK Bina Insani itu mengalami luka bakar sekitar 60 persen. Luka bakar itu menyebabkan terbakarnya otot badan. Apalagi, kebanyakan korban itu mengalami luka berada di bagian wajah, tangan dan kaki para. Kepala Divisi Pelayanan RS Mulya Pinang, Putri Annisa Nadia mengatakan lima korban yang masih dalam perawatan di rumah sakit itu adalah Tegar Pratya (16), Rayhan Wicaksono (15) Syifa Purnamasari (16), Iin Indriyani (16), yang merupakan siswa SMK Bina Insani, serta Parto (50), yang merupakan pedagang balon gas. Kelimanya, kata dia, tidak diperkenankan pulang karena luka bakar dari sambaran api dari gas helium dari tabung yang meledak cukup serius. Sehingga jika tidak sembuh total akan membuat para korban mengalami gangguan pergerakan anggota tubuh. “Siswa SMK Bina Insani korban gas helium kondisinya mulai membaik,” terangnya. Tetapi, ujarnya juga, kalau dilihat dari segi ilmu kesehatan luka lima orang itu belum sembuh total. “Kalau tidak ditangani serius pasti akan membuat korban mengalami kecacatan,” katanya juga. Dijelaskannya juga, luka bakar kelima korban ledakan tabung gas helium tersebut menembus lapisan kulit. Dalam dunia kedokteran luka bakar serius yang dialami para korban itu dinamakan skin tatoo. Dimana luka bakar tersebut menyebabkan bintik-bintik kecil di bagian kulit yang dapat menyebabkan kecacatan pada kulit. “Tembus sampai ke daging karena terkena serpihan material tabung gas helium,” paparnya juga. Dia juga mengaku belum bisa kami pastikan sampai kapan keempat korban ledakan gas itu sembuh. Menurutnya juga, agar dapat pulih total dari luka bakar ini memakan waktu lebih dari satu minggu. Karena pemberian obat dari dalam dan luar tubuh para korban harus dilakukan secara teratur. Sebab, jika tidak luka bakar itu dapat terserang virus yang mengakibatkan infeksi. “Sangat riskan sekali kalau tidak dirawat dan ditangani ahlinya,” paparnya juga. Dia juga mengaku, rumah sakit setiap hari kami menyediakan tim dokter untuk mengecek luka bakar para korban. Ditanyai soal biaya perawatan kelima korban? Putri menyatakan biaya empat siswa itu ditanggung sepenuhnya oleh pihak Yayasan SMK Bina Insani. Sementara untuk biaya perawatan pedagang balon yakni Parto didanai sendiri menggunakan BPJS Kesehatan. Salah satu orangtua korban ledakan tabung gas helium, Didi Suwandi (45), mengakui kondisi kesehatan putrinya Iin Indriyani sedikit membaik. Namun, dokter RS Mulya Pinang melarang anak gadisnya itu dibawa pulang karena lukanya cukup parah. Kata dia, luka bakar yang cukup parah dialami putrinya ada di bagian mata, wajah dan tangan. “Masih di UGD dan belum dipindahkan ke ruang perawatan. Ya mudah-mudahan dalam beberapa hari pulih dan bersekolah. Ini baru masa orientasi siswa (MOS) karena memang disuruh beli balon gas oleh kakak kelasanya, tetapi mereka tidak tahu akan mengalami kejadian seperti ini,” tuturnya. Terpisah, Kapolsek Cipondoh Kompol Bayu Suseno menuturkan masih terus menyelidiki penyebab meledaknya tabung helium milik Parto. Belum selesainya pengusutan ledakan tabung gas helium itu karena pihaknya masih menunggu kondisi pedagang balon gas tersebut pulih untuk dimintai keterangan. Karena saksi mahkota dari kasus naas yang menimpa banyak korban para pelajar itu hanya dapat diungkap dari keterangan Parto. “Kami belum mau berspekulasi siapa pelaku yang menyebabkan ledakan tabung gas helium itu. Semua itu dapat terungkap dari keterangan Parto, karena hanya dia yang tau ada atau tidak keteledoran dalam mengisi gas ke tabungnya,” ujarnya. (jpg/bha)

Sumber: