Menko Airlangga Dukung Industri Kedirgantaraan untuk Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA - Sebagai negara kepulauan yang disatukan oleh wilayah perairan dan udara, Indonesia memerlukan sistem transportasi nasional yang andal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, konektivitas, dan memperkukuh kedaulatan NKRI. Pesawat terbang dapat menjadi alat transportasi yang dimaksimalkan untuk menghubungkan seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menjadi keynote speaker dalam acara Seminar Nasional dalam rangkaian Konvensi Badan Kejuruan Dirgantara Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dengan tema “Membangun Industri Penerbangan Nasional dan Manufaktur Sebagai Penunjang Pertumbuhan Pariwisata dalam Meningkatkan Pertumbuhan Perekonomian Nasional”, Rabu (31/08). “Salah satu Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia juga ada di bidang Industri MRO yaitu KEK Batam Aero Technic di Batam. KEK Batam Aero Technic terintegrasi dengan bandara Hang Nadim sehingga terhubung dengan berbagai fasilitas seperti runway pesawat, penyediaan bahan bakar pesawat, hingga air dan listrik yang mampu melancarkan aktivitas Industri MRO yang dilakukan,” ungkap Menko Airlangga. Selain itu, KEK Batam Aero Technic juga memiliki kegiatan pendukung di bidang logistik, pabrikasi, dan pelatihan mekanik bersertifikat yang diperkirakan mampu menyerap hingga 9.976 tenaga kerja. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2022 tentang Kebijakan Industri Nasional Tahun 2020-2024, Industri kedirgantaraan seperti industri Pesawat Terbang Propeler, Komponen Pesawat, dan Perawatan Pesawat atau Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) termasuk dalam Prioritas Pengembangan Industri Nasional 2022-2024. Beberapa pengembangan industri kedirgantaraan nasional dapat dilihat melalui pengembangan beberapa jenis pesawat seperti N-219, CN-235, CN-212, serta Industri MRO. Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa Pemerintah mendukung industri kedirgantaraan nasional dengan memberikan beberapa fasilitas seperti pelatihan pengembangan komponen pesawat, insentif fiskal (tax holiday, tax allowance, dan super tax deduction), sertifikasi industri kedirgantaraan (AS9100), dan pengusulan perusahaan untuk mendapat pembiayaan ekspor dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam bentuk program National Interest Account (NIA). (rls)
Sumber: