Keluarga Upi Sutini, Setelah Rumahnya Dibedah Koperasi AKR Syariah Tidak Takut Lagi Digigit Tikus
TANGERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Keluarga Upi Sutini (34) sekarang merasakan nyaman setelah rumahnya dibedah oleh Koperasi Kerta Raharja (AKR) Syariah. Raut wajah bahagia tidak bisa disembunyikan UPI bersama sang suami, Mas Eko dan anaknya, Widya Ayu (11). Mereka pun tidak perlu was-was lagi digigit tikus bahkan ular yang masuk ke dalam rumahnya ketika mereka tidur. Sebelum di bedah, keluarga kecil yang tinggal di Jalan H. Sarim, RT005/RW004 Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, bangunan rumahnya hanya terbuat dari bahan bilik bambu dan seng, atap gentong seadanya dan Lantai yang beralaskan tanah. Rumah Upi hanya satu ruangan, keluarganya kalau tidur hanya dialas karpet. "Masak, tidur disini. Kalo tidur tinggal dikasih karpet. Suami saya pernah waktu tidur digigit tikus," ucap UPI Sang suami yang bekerja seorang satpam di perumahan dengan salary sebesar Rp 2juta, Upi kemudian puter otak berkeinginan membantu perekonomian keluarganya. UPI ingin jualan makanan ringan. Pada 2019 lalu Upi bersikeras ingin memulai usahanya itu. Karena membutuhkan modal untuk memulai usahanya itu, tawaran tetangganya itu membuat dirinya tergiur untuk meminjam untuk modal usaha jualan makanan ringan. Ia meminjam uang kepada tetangganya itu sebesar Rp 5 juta untuk membeli gerobak dan bahan baku usaha makanan ringan itu. Selain mangkal, Upi juga menjalankan usahanya itu melalui media sosial. Selama menjalankan usahanya, Upi hanya bisa menyicil bunganya saja sebesar Rp 500 ribu. 2017, suami Upi, Mas Eko jatuh sakit, Lantaran tidak memiliki BPJS, dia berinisiatif mengurus BPJS Kesehatan jenis Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan meminta surat rekomendasi mulai dari tingkat RT/RW hingga Kecamatan. Upaya Upi membuahkan hasil, biaya rawat suaminya di salah satu rumah sakit gratis hingga rawat jalan dibiayai pemerintah. Dari pengalaman itu, Upi sering menolong tetangganya dalam pengurusan pembuatan BPJS PBI. Bahkan hingga warga Cengkareng, Jakarta Barat, meminta bantuan dia untuk mengurus pembuatan BPJS PBI. "Dari bantu-bantu tetangga, temen-temen yang pada minta tolong dibuatin BPJS, mereka suka kasih ongkos. Saya sih gak minta tapi kalau dikasih berapa pun saya terima. Saya niat bantu aja," ujarnya. Ibu muda dengan berperawakan gempal ini sangat berkeinginan hutang sama rentenir itu lunas. Pasalnya selama ini ia hanya membayar bunga nya saja setiap bulanya itu. "Sekarang sudah 4 bulan saya nunggak tidak bisa bayar. Hutang itu menjadi Rp 7 juta," ucapnya. Berawal dari ajakan temannya, pada 2019 Upi bergabung bersama Koperasi AKR Syariah. Dia dan keluarganya merasa terbantu dengan koperasi tersebut karena mudah meminjam uang jika ia membutuhkan untuk menambah modal usaha maupun kebutuhan lqinnya. Paguyuban anggota koperasi itu sangat erat. Kata Upi, mereka saling membantu sesama anggotanya. "Saya ikut gabung menjadi anggota koperasi AKR sangat terbantu. Saya awalnya pinjam Rp 2 juta sudah lunas. Terus pinjam lagi Rp 3 juta sudah lunas juga. Namun saat ini saya masih ada beban pinjaman dari orang yang bunganya sangat tinggi itu. Capek juga bayarin bunganya doang," paparnya. Belum lama ini dirinya sakit, beberapa anggota bersama staf koperasi mendatangi rumah Upi berniat menjenguknya. Alangkah kagetnya beberapa anggota dan staf koperasi itu melihat kondisi rumah Upi yang hanya terbuat dari bilik yang sudah banyak bolong-bolong. Bahkan berlantai tanah. Kata Upi, staf koperasi menuturkan bahwa koperasinya itu memiliki program bedah rumah. Ia diajukan untuk mengikuti program bedah rumah tersebut. Selang 2 hari tim survey dari pihak koperasi mendatangi rumah Upi. Lantaran kondisi rumah Upi sangat memprihatinkan, pengurus koperasi memberikan prioritas untuk melakukan bedah rumah Upi. "Sekitar 3 hari abis disurvey, saya ditelpon sama Pak Nana, katanya rumah saya mau dirobohkan besok. Mau dibangun. Saya harus pindah dulu sementara. Kaget campur aduk dah saya. Alhamdulillah ya Allah," ucap Upi Selama rumahnya dibangun, Upi ikut tinggal bersama mertuanya yang tidak jauh dari rumahnya. Proses pembangunan rumahnya itu hanya berjalan 2 minggu. Dari luas tanah sekitar 30 M2 itu, kini keluarga Upi memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi yang layak. Upi bersama suami mengucapkan terima kasih atas kepeduliannya dengan membangunkan rumahnya yang saat ini layak huni, bahkan pihak koperasi juga memberikan tempat tidur lengkap dengan kasur bantal dan guling. Selain itu kompor gas dan lemari piring. " Semoga Allah membalas kebaikan semua ini," ucapnya. Dikatakan Upi, lantaran keterbatasan ekonomi, ia bersama suaminya tidak terpikirkan sama sekali ingin memperbaiki rumahnya. Malah ia ingin cepat-cepat melunasi utangnya dengan rentenir itu. "Saya malah kepengen utang sama tetangga dulu lunas. Tapi Allah berkeinginan lain. Melalui irang-orang baik yang tergabung di koperasi AKR, Allah mendahulukan memberikan saya dan keluarga rumah yang layak," paparnya. Keluarga Upi juga tidak masuk salah satu keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial baik dari pemerintahnpusat maupun daerah. Selama ini dari petugas maupun pihak pemerintah belum ada yang melakukan pendataan memasukan keluarganya menjadi keluarga penerima manfaat program bantuan sosial baik bantuan pangan non tunai maupun tunai. Namun ia pernah sekali mendapatkan bantuan tunai sebesar Rp 500 ribu. "Belum ada petugas pemerintah minta data untuk masukin saya sebagai penerima bansos. Pernah sih dapet sekali-kalinya Rp 500 ribu," tandasnya. Ketua KSPPS AKR Farida mengungkapkan, bantuan yang diberikan merupakan dana yang dihimpun dari zakat infaq dan sodakoh para anggota koperasi yang disalurkan untuk kegiatan sosial anggota koperasi. Bantuan bedah rumah itu diberikan secara gratis. "Alhamdulillah ini rumah yang ke-26 yang kita hibahkan, dan Insya Allah ini menjadikan sesusuai tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya. Perlahan-lahan kita mencoba sejahterakan anggota dengan kegiatan sosial dan juga pendidikan kewirausahaan dan macam-macam lainnya," ungkapnya. Farida menjelaskan, rumah Upi dibangun ulang setelah dilakukan survey, pengurus menilai rumah Upi layak untuk mendapatkan bantuan program bedah rumah salah satu program sosial anggota koperasi. "Dari pengurus yang suka memonitor anggota disini, dan setelah di survey ini memperihatinkan dan langsung kami segerakan untuk dilakukan bedah rumah," jelasnya. Farida menyebutkan, mayoritas anggota koperasi AKR Syariah merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) namun mereka patuh dan baik dalam mengikuti aturan koperasi. Kata Farida, kehadiran koperasi seyogyanya menjadi pilihan masyarakat ditengah maraknya pinjaman online (Pinjol) yang mencekik masyarakat. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (DisperindagkopUKM) Kota Tangerang, Suli Rosadi menambahkan, kegiatan bedah rumah yang dilaksanakan oleh koperasi patut menjadi contoh oleh koperasi-koperasi lainnya, karena dapat menjadi percepatan dalam meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya anggota koperasi. "Kami apresiasi karena ini bangkit justru dari masyarakat, dalam satu koperasi dan mereka melakukan gerakan dengan cara mencoba memaksimalkan kesejahteraan bagi anggotanya. Mudah-mudahan bilamana masyarakat memiliki kesadaran berkoperasi dapat menjadi percepatan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat," imbuhnya. Suli menyebutkan, sesuai pernyataan Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta, Menurutnya, koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Suli pun mengajak masyarakat khususnya di Kota Tangerang untuk pro aktif dalam meningkatkan kesejahteraan melalui ide-ide inovasi sehingga dapat memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. "Memang segala sesuatu harus mandiri, kalau nunggu pemerintah hal ini menimbulkan kemanjaan. Dengan kemandirian kita dapat berinovasi yang bisa menyejahterakan masyarakat itu sendiri,"pungkasnya.(raf)
Sumber: