Petani Desa Gempol Sari Ingin Masuk Istana

Petani Desa Gempol Sari Ingin Masuk Istana

TANGERANG -- Petani asal Kampung Malang, Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Muhamad Obo, meraih juara 1 lomba petani berprestasi tingkat Provinsi Banten untuk kategori hortikultura. Penyerahan penghargaan diberikan di Aula Dinas Pertanian Provinsi Banten, Rabu (8/6). Obo mengaku berambisi mendapatkan juara 1 petani berprestasi tingkat Nasional dan bertemu Presiden RI Joko Widodo, di Istana Negara. Terlahir dari keluarga miskin, sejak masih anak-anak Obo menjadi tulang punggung untuk membantu orang tua membesarkan ketiga adik perempuannya. Setelah lulus sekolah di MTs Matlaul Anwar Desa Buaran Jati, Kecamatan Sukadiri (dulu Kecamatan Mauk) pada 1997, Obo memutuskan tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Obo memilih menjadi kuli panggul. Akhirnya pada 2003, Obo melamar pekerjaan ke PT Grakindo Maju Sukses, perusahaan yang bergerak di bidang cromating baut sepeda motor di Jatiuwung, Kota Tangerang. Obo bersyukur diterima di perusahaan tersebut. Setelah beberapa bulan bekerja, Obo diangkat menjadi kepala produksi di tempat kerjanya itu. Ia menjalani pekerjaannya sampai menikah dengan Tini, seorang wanita yang dicintainya hingga dikarunia tiga anak, yakni Madarip, anak laki-laki pertama. Ayuni Olivia, anak perempuan ke dua dan Anisa Oktaviani, anak perempuan ke tiga. "Setiap berangkat kerja saya lihat lahan lahan tidur yang tidak produktif di sekitar rumah. Pada suatu malam, saya mimpi harus jadi petani kerena banyak yang membutuhkan saya," tutur Obo, kepada Tangerang Ekspres, Kamis, 9 Juni 2022. Sontak, kala itu, Obo terbangun dalam mimpi dan mimpi tersebut selalu menghantuinya. Maka, Pada 2019, Obo menghadap HRD. Dirinya nyampaikan ingin mengundurkan diri sebagai karyawan dan ingin menjadi petani. Setelah itu, Obo memulai menjadi seorang petani. Obo membawa pacul menuju kebun. Di tengah perjalanan, Obo ditertawakan. Sampai ada yg bilang salah langkah. "Udah benar-benar jadi karyawan setiap bulan dapat gaji, malah pingin jadi petani, yang penghasilannya engga jelas," tuturnya. Obo hanya tersenyum sambil meneteskan air mata dan berdoa diberikan petunjuk kebesaran Allah. Ketika itu, Obo memperbanyak silaturahi ke teman-teman yang menurutnya mempunyai kebijakan program. Obo meminta kerjasama agar sayurannya bisa dibeli. Obo bersyukur Allah menjawab semuanya. "Akhirnya, saya bermitra dengan orang yang mempunyai kebijakan. Dan saya bisa mengirim sayuran ke programnya," kata Obo. Singkat cerita, sebelumnya, banyak penghargaan-penghargaan yang diterimanya. Mulai dari Kapolres Metro Tangerang Kota, Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang, Kapolsek Sepatan, Danramil Sepatan dan instansi lainnya.(zky)

Sumber: