Hindari Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi, Kartu Tani Minimalisir ‘Kebocoran’

Hindari Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi, Kartu Tani Minimalisir ‘Kebocoran’

RAJEG – Pupuk bersubsidi merupakan bantuan pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteran bagi petani. Melalui Kartu Tani, diharapkan dapat menghindari penyalahgunaan distribusi bagi para petani. Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sukatani Abdul Gopar klaim Kartu Tani Indonesia (KTI) akan meminimalisir kebocoran pupuk bersubsidi. "Kebocoran dalam hal ini perumpamaannya adalah, pupuk subsidi jatah milik si petani A dibeli oleh si petani B. Oleh sebab itu, si B kesulitan mendapatkan jatah pupuk subsidi," kata Abdul Gopar, kepada Tangerang Ekspres, di ruangan kerjanya, Rabu (11/10). Kondisi saat ini, jelasnya, petani si A yang sudah ditentukan membeli pupuk subsidi di kios wilayah A, malahan masih membeli pupuk subsidi di kios wilayah si B. "Kenapa si A beli pupuk subsidi di kios wilayah si B? Ya karena jatah pupuk si A di kios wilayah si A sudah dibeli oleh si petani lain," jelasnya. Nanti kata Gopar, setelah seluruh petani memegang KTI, maka masing-masing petani hanya bisa membeli jatah pupuk subsidi sesuai yang sudah ditetapkan ke dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) terkait jatah penerimaan pupuk subsidi di kios masing-masing. Menurut Gopar, perubahan pola penyaluran pupuk subsidi dari cara manual ke kartu tani akan membuat distribusi bantuan pemerintah ini semakin tepat sasaran. Dengan kartu tani distribusi pupuk subsidi lebih aman karena mengacu pada elektronik RDKK yang dibuat 'by name by address'. "Insya Allah, awal tahun 2021, kartu tani sudah bisa di pegang para petani di wilayah binaan BPP Sukatani meliputi wilayah Kecamatan Rajeg, Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan Sindang Jaya dan Kecamatan Cikupa," ucapnya. Gopar menambahkan, sebanyak 12 kios resmi penyalur pupuk subsidi di wilayah BPP Sukatani. Rinciannya 7 kios di Kecamatan Rajeg, 2 kios di Kecamatan Pasar Kemis, 2 kios di Kecamatan Sindang Jaya dan 1 kios di Kecamatan Cikupa. Kemudian sebanyak 139 Kelompok Tani (poktan) yang beranggotakan ribuan petani di wilayah binaa BPP Sukatani. Rinciannya 65 poktan di Kecamatan Rajeg, 17 poktan di Kecamatan Pasar Kemis, 45 poktan di Kecamatan Sindang Jaya dan 12 poktan di Kecamatan Cikupa. Selanjutnya, seluas 4.519 hektar lahan pertanian padi di wilayah binaan BPP Sukatani. Rinciannya 2.414 hektar di Kecamatan Rajeg, 503 hektar di Kecamatan Pasar Kemis, 1.429 hektar di Kecamatan Sindang Jaya dan 173 hektar di Kecamatan Cikupa. "Adapun jenis-jenis pupuk subsidi diantaranya, pupuk urea, SP-36, NPK dan Za. Jumlah pupuk subsidi yang diterima masing-masing petani disesuaikan dengan luas lahan dan kajian unsur tanah," pungkasnya. (zky/din)

Sumber: