Pendaftaran Bantuan UMKM Disetop, Ribuan Warga Antre Abaikan Prokes

Pendaftaran Bantuan UMKM Disetop, Ribuan Warga Antre Abaikan Prokes

KOTA TANGERANG-Pendaftaran penerima bantuan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di gedung Cisadane, Jalan KS Tubun, Kota Tangerang, Senin (19/10) disetop. Karena, ribuan warga yang mengentre mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Tak ada jaga jarak. Demi mendapatkan bantuan Rp 2,4 juta untuk 4 bulan, warga justru berdesak-desakan. Berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Antrean panjang mengular hingga ke jalan KS Tubun. Macet total. Kendaraan tidak bisa melintas. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop-UKM) Kota Tangerang akhirnya menghentikan pendaftaran. Di masa pandemi ini, banyak bantuan tunai dari pemerintah pusat. Saat ada informasi akan ada bantuan uang Rp 2,4 juta, warga menyerbu gedung Cisadane untuk mendaftar. Tak sedikit ibu-ibu yang datang membawa serta anaknya. Meski memakai masker, kerumunan tak bisa terelakkan. Sejak subuh, sudah ada warga yang datang. Berharap mendapatkan giliran lebih awal. "Pendaftaran kami hentikan sementara waktu," kata Kepala Dinas Perindagkop-UMKM Kota Tangerang Teddy Bayu Putra. Ia menegaskan, pendaftaran selanjutnya, akan dilakukan secara daring menggunakan aplikasi. "Sampai aplikasi itu sudah ada, baru kita buka kembali pendaftaran. Tetapi hanya untuk yang belum mendaftar. Bagi yang sudah tidak perlu mendaftar lagi. Jadi ke depan, warga bisa mendaftar dari rumah saja," terangnya. Untuk mendapatkan bantuan UMKM, warga cukup mendaftar dengan membawa kartu keluarga (KK), KTP, surat pengantar RT dan foto tempat usaha. Yang berhak mendapat bantuan Rp 2,4 juta, semua jenis UMKM. Seperti pedagang gorengan, pedagang bakso hingga usaha kecil yang dilakukan di rumah. Kerumunan warga ini, kata Teddy, disebabkan oleh banyaknya warga dari berbagai kecamatan yang datang, di luar jadwal. "Sebenarnya, jadwalnya sudah dibuat per kecamatan setiap harinya, untuk meminimalisir kerumunan. Tapi karena salah tafsir, pagi ini (kemarin) justru banyak warga di luar kecamatan yang terjadwal ikut datang. Waktu pendaftaran ini selama satu bulan dan tanpa dipungut biaya," katanya. Kemungkinan, kata Teddy, ada salah informasi dari ketua RT. "Yang sudah terdaftar dan terverifikasi seharusnya tidak perlu datang. Mungkin karena ada salah informasi dari pihak RT ataupun RW,"ungkapnya. Pantuan Tangerang Ekspres antrean tidak hanya di dalam area parkir gedung Cisadane saja. Namun, di Jalan KS Tubun juga macet sepanjang 100 meter akibat banyaknya warga yang datang. Bahkan, tidak hanya warga Kota Tangerang saja. Ada warga Kabupaten Tangerang juga datang, karena melihat informasi dari media sosial bahwa ada bantuan UMKM. Menurut Rahayu warga Kecamatan Tangerang, kedatangannya untuk menyerahkan berkas persyaratan seperti KTP, Kartu Keluraga dan juga foto usaha yang dijalankan. Ia datang ke gedung Cisadane karena dapat informasi dari ketua RT. "Saya datang bareng warga lain, dari jam 05.30 WIB, biar gak antre. Tetap saja antre, bahkan yang datang udah ratusan orang sampai desak-desakan,"ujarnya. Rahayu menambahkan, bantuan UMKM dari pemerintah pusat sangat berharga baginya. Karena nantinya ketika bantuan tersebut cair untuk penambahan modal usahanya yakni rumah makan. "Dananya buat nambah modal rumah makan saya. Lumayan mas Rp 2,4 juta. Apalagi dengan kondisi yang saat ini serba sulit,"paparnya. Setelah desak-desakan, warga yang lolos verifikasi harus antre lagi, saat akan mencairkan uang. Harus ke bank BRI membuka rekening. (ran)

Sumber: