Dua Santri Positif Covid, Ponpes Diminta Membuat Ruang Isolasi

Dua Santri Positif Covid, Ponpes Diminta Membuat Ruang Isolasi

TIGARAKSA – Paparan virus Corona sudah merambah di lingkungan pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Tangerang. Hasil penelusuran tim Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) ditemukan dua santri positif Covid-19 di Kecamatan Sukamulya. Sebelumnya, dua santri terkonfirmasi positif di ponpes Desa Carenang, Kecamatan Cisoka. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmidzi mengatakan, santri di Kecamatan Sukamulya tercatat 164 reaktif dari sampel 524 orang. Adapun santri di Kecamatan Cisoka ditemukan 425 reaktif dari sampel 1.200 orang. Kata Hendra, awal kasus di Sukamulnya ditemukan satu orang santri terkonfirmasi positif dengan gejala demam. Kemudian dilakukan rapid tes kepada semua warga ponpes termasuk pengasuh dan pimpinan. Dari 164 santri yang reaktif di Kecamatan Sukamulya sebagian melakukan swab secara mandiri di rumah sakit maupun di puskesmas terdekat. Adapun santri yang reaktif di Kecamatan Cisoka sebanyak 100 orang diantaranya di swab tes secara acak. “Hasilnya sudah keluar dinyatakan positif yang melakukan swab mandiri. Kalau yang di puskesmas masih menunggu hasil swab. Swab mandiri sebanyak 10 orang dan yang hari ini (kemarin) ada 60 orang. Mereka berstatus orang tanpa gejala (OTG),” jelasnya kepada Tangerang Ekspres ketika dikonfirmasi, Rabu (14/10). Hendra menuturkan, swab tes yang dilakukan secara acak kepada warga ponpes di Kecamatan Sukmulnya. Alasannya sampel di laboratorium penuh. Adapun, santri di Cisoka yang menjalani swab tes sebanyak 100 orang dari 425 reaktif. “Biasanya hasil keluar seminggu setelah sampel diambil. Paling cepat lima hari,” timpalnya. Ia menjelaskan, santri yang reaktif dari rapid tes di Kecamatan Sukamulnya sebagian ada yang pulang ke rumah masing-masing. Adapun santri yang reaktif di Kecamatan Cisoka menjalani isolasi sambil menunggu hasil swab. Hendra mengatakan, kasus santri terpapar Corona belum bisa dinyatakan sebagai klaster ponpes sebab masih menunggu hasil swab tes. “Kasus di Sukamulnya berbeda dengan ponpes yang di Cisoka. Ponpes di Sukmulnya oleh ustaznya menyuruh pulang yang reaktif, jadi sebagian sudah pulang. Padahal sudah dilarang. Mereka yang pulang ini melakukan swab mandiri dan di puskesmas,” paparnya. Hendra mengimbau, pengasuh dan pimpinan ponpes agar menyediakan ruangan terpisah apabila ditemukan santri yang reaktif. Santri harus menjalani isolasi mulai 10 hingga 14 hari. Hal ini guna menghindari meluasnya paparan sambil menunggu hasil swab tes. “Cukup jarak dua meter dan itu tidak menularkan. Apabila nanti santri yang reaktif itu terkonfirmasi positif Covid-19,” pungkasnya. (sep)

Sumber: