Turun ke Zona Oranye, Tangsel Tetap Waspada

Turun ke Zona Oranye, Tangsel Tetap Waspada

SERPONG-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengeluarkan pembaruan terkait penyebaran kasus Covid-19 di beberapa daerah. Salah satunya, Kota Tangsel yang dinyatakan memasuki zona oranye risiko persebaran Covid-19. Atau turun statusnya dari beberapa hari menyandang status zona merah. Terkait hal tersebut, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengaku, dengan berubah status dari mereh ke oranye harus disikapi dengan tetap waspada. Karena, status zona mudah sekali berubah. "Yang penting evaluasi tetap manjadi prioritas utama dengan terus memantau data kasus Covid-19," ujarnya kepada wartawan seusai memimpin Upacara HUT ke-75 PMI, Kamis (19/9). Airin menambahkan, warna dalam BNPB menjadi pengingat buat kita, apakah yang kita lakukan sudah baik sebagai bentuk dari evaluasi. "Alhamdulillah kitapun terus berkoordinasi. Jadi kalaupun oranye jangan lengah karena, besok pun bisa merah lagi," tambahnya. Ibu dua anak ini mengimbau supaya warganya tidak lengah dan lantas melupakan protokol kesehatan yang menerapkan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M). "Kita terus evaluasi dan monitoring sehingga langkah dan tindakan kita bisa sesuai dan harapannya bisa lebih maksimal lagi dalam rangka untuk di hulu, kedisiplinan masyarakat, di hilir orang yang sakit, ya ikhtiar kita bisa sembuh," jelasnya. Menurutnya, ada sejumlah faktor penentu zona risiko Covid-19. Namun, yang utama adalah terkait tren dinamika jumlah kasus suspect, probable dan terkonfirmasi. "Persoalannya tren, tren dari yang positif, sekarang kan suspect, terkonfirmasi dan probable dan yang lainnya, indikator kedisiplinan masyarakat. Jadi banyak faktor yang apakah satu daerah itu disebut merah oranye, kuning dan hijau. Tapi, kami terus berkoordinasi deengan BNPB pusat dan BNPB Kota Tangsel dan juga provinsi," ungkapnya. Airin berharap warganya bisa terus disiplin sampai bisa menaikan kategori zona oranye menjadi kuning dan hijau. "Tentu kita berharap tidak menjadi merah lagi bahkan bisa ke kuning dan hijau," harapnya. Airin mengatakan, beberapa hari lalu ada 9 orang yang antri di rumah lawan Covid-19 (RLC) karena, ruang ICU di rumah sakit sekarang cenderung sedikit, HCU sama dan ruang rawat inap juga penuh. Menurutnya, tiap hari kondisi ruang ICu selalu betbeda, kadang kita cari susah dan besok banyak yang sembuh dan ruang tersedia. "Kita juga terus komunikasikan dengan Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, RSUD Banten dan RS rujukan lain yang ada diluar Banten. Sehingga orang yang sakit itu tidak melihat KTP dan domisili, yang pasti bagaimana yang sakit itu sembuh," tuturnya. Masih menurutnya, selama ini ada beberapa yang dirujuk keluar Kota Tangsel karena kita belum punya RS rujukan yang lengkap. Sehingga ia mendorong agar RSU Tangsel melengkapi semuanya dand dianggarkan di APBD Perubahan maupun bantuan keuangan dari propinsi dan pusat. "Sehingga kita puny RS rujukan yang kita kelola sendiri meskipun rujukan RS swasta lain ada. Meskipun sudah ada 18 tempat tidur tapi, ICU belum dan di APBD perubahan ini dilakukan penambahan untuk melengkapinya," tuturnya. (bud)

Sumber: