Kejar Standar PCR, Pemkab Siapkan Labkesda

Kejar Standar PCR, Pemkab Siapkan Labkesda

TIGARAKSA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang berencana membeli mesin polymerase chain reaktion (PCR) untuk pemeriksaan sampel covid di laboratorium. Kebijakan tersebut bertujuan mengejar standar tes corona seusai instruksi World Health Organization (WHO). Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi mengatakan, minimal satu persen dari jumlah penduduk sudah di tes PCR. Menurutnya, tes saat ini belum mencapai standari minimal. Dijelaskan Hendra, standar minimal dari jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang 3 juta jiwa dibutuhkan 40 ribu tes PCR. Jumlah tersebut berdampak pada informasi tentang akurasi peta sebaran covid-19. “Sekarang 23.033 sampel untuk tes PCR. Itu ada yang dari hasil tracing pasien terpapar covid, ada juga random dan di rumah sakit. Hasil gabungan. Kedepannya, kita akan siapkan laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) sebagai pusat uji PCR. Targetnya, bulan depan sudah siap paling telat Oktober atau November,” katanya kepada Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler, Selasa (15/9). Perlu diketahui, tes PCR merupakan salah satu metode untuk mendeteksi keberadaan virus corona selain dari rapid test. Sampel untuk tes PCR didapat dari usapan rongga mulut dan hidung sehingga dinilai lebih akurat dibanding metode lain. Alat canggih ini membaca keberadaan virus secara genetika yakni melalui rantai asam ribonukleat (RNA). Lanjutnya, saat ini Pemkab mengandalkan pendeteksian virus corona dari mesin PCR milik RSUD Kabupaten Tangerang, Labkesda Banten dan Jakarta. Kata Hendra, PCR milik RSUD Kabupaten Tangerang juga melayani sampel dari luar Tangerang. “Dengan adanya nanti tiga mesin PCR di Labkesda nantinya bisa bertambah 100 sampel sehari yang bisa kita ketahui hasilnya. Kemungkinan bisa mengejar standar minimal yang disarankan WHO dimana harus satu persen dari jumlah penduduk. Untuk sekarang di RSU Tangerang itu bisa 63 sampel sehari yang bisa diketahui hasilnya,” jelasnya. Hendra mengungkapkan, peta sebaran yang saat ini bisa dikatakan baik untuk menghitung persebaran corona. Walaupun tes PCR belum mencapai satu persen dari jumlah penduduk. Kendalanya, laboratorium yang tersedia penuh dengan sampel yang harus dideteksi. “Sebenarnya harus mencapai target seperti WHO sarankan untuk melihat peta sebaran yang pasti. Untuk saat ini dari data jumlah kasus yang ada. Kalau seperti DKI Jakarta yang sudah satu persen baru bisa dipetakan. Semua laboratorium penuh dan kita dibatasi jumlah pengirimannya. Nantinya, dengan adanya tiga mesin PCR di labkesda bisa memetakan tingkat persebaran dengan akurat,” pungkasnya. (sep/din)

Sumber: