Sembilan Lahan Parkir Gagal Lelang

Sembilan Lahan Parkir Gagal Lelang

SERPONG-Dinas Perhubungan (Diahub) Kota Tangsel telah melelang lahan parkir di 14 titik, seperti di Ruko Bidex, Ruko Tol Boulevard, Ruko Golden Boulevard dan lainnya. Lelang tersebut adalah pemilihan calon mitra sewa dan siapa saja bisa ajukan. Dari lelang itu, 9 lokasi gagal lelang. Lelang tersebut diikuti 34 penawar namun, hanya 5 lokasi yang menang lelang dari dua perusahaan. Sisanya 9 lokasi gagal lelang, yakni 5 peserta tidak memenuhi syarat karena peminat kurang dan empat lagi tidak ada yang menawar sama sekali. Kepala Dishub Kota Tangsel Purnama Wijaya mengatakan, lima lokasi yang menang lelang adalah Rukko Golden Boulevard, Ruko Tol Boulevard, Sektor 4, Sektor 7 dan ruko Bidex. "Sedangkan 9 titik yang tidak berhasil akan dilelang ulang. Yang lima sudah ada SK per 1 Juli dan mulai 6 Juli sudah mulai beroperasi," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (9/7). Purnama menambahkan, nilai tertinggi lelang nilainya Rp 6 miliar per 3 tahun untuk satu lokasi. Sedangkan nilai yang paling rendah adalah Rp 890 juta. Masih menurutnya, hari ini (kemarin) ada rapat lanjutan lelang parkir 9 lokasi tersebut. Bagi yang tidak menawar kemungkinan harganya ketinggian dan tidam masuk dalam hitungan mereka. "Kalau harganya ketinggian maka akan kita kaji ulang," jelasnya. Sebelumnya, mantan Kepala Disnaker Kota Tangsel ini menuturkan, pandemi Covid-19 membuat banyak sektor usaha lumpuh. Hal ini berdampak pada pendapatan daerah baik pajak maupun retribusi. Di bidang rertibusi, salah satu yang terdampak adalah sektor perpakiran. Dishub yang mengelola sektor retribusi parkir ini memprediksi, penurunan pendapatan retribusi parkir diperkiran menurun hingga 50 persen dari target tiap bulan. Penurunan retribusi tersebut disebabkan tempat-tempat keramian tutup. "Bila mal tutup maka retribusi parkir tidak ada. Dan, selama pandemi covid-19 pendapatan dari retribusi parkir menurun sampai 50 persen," ungkapnya. Menurutnya, target restribusi tahun ini Rp 700 juta dan sampai Juni ini baru mencapai Rp 500 juta. “Seharusnya Juni sudah mencapai Rp 600 juta. Menurunnya ini mulai Maret, padahal Februari masih di atas Rp 300 juta lebih,” tutupnya. (bud)

Sumber: