Guru Besar Galang Dukungan Untuk KPK
JAKARTA-Para profesor dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Guru Besar Antikorupsi dari berbagai perguruan tinggi mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka menegaskan, dukungan ini bukan karena disetir oleh pihak tertentu. Juru bicara Guru Besar Antikorupsi Asep Saefudin menyebutkan, pansus hak angket yang digulirkan DPR ada indikasi untuk melemahkan KPK. Poin utama pelemahan itu bisa dilihat dari momentum pembentukan pansus angket oleh para wakil rakyat. "Sekarang ini kan KPK sedang melakukan suatu pemberantasan (korupsi). Salah satunya e-KTP. Juga kasus-kasus besar yang lain. Pelemahannya, mereka melakukan hak angket berarti ada pembelokan isu," ujar Asep di kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (6/7). Dengan menggulirkan hak angket, lanjut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, DPR ingin membuncah konsentrasi Agus Raharjo cs. "Supaya KPK menjadi lelah dengan tambahan pekerjaan yang sebenarnya tidak perlu. Jadi itu melemahkan, baik dari segi substansi maupun prosedur," jelas dia. Karenanya, para Guur Besar yang jumlahnya mendekati 400 orang, akan terus melanjutkan penggalangan dukungan terhadap KPK dalam menghadapi pansus angket di DPR. Selain itu, dia menilai seharusnya DPR berkawan dengan KPK yang gencar memberantas perilaku korup. Terlebih, negara membutuhkan legislatif yang bersih. "DPR itu wakil rakyat, bukan wakil koruptor. Semestinya dia kawan bagi lembaga-lembaga yang jelas-jelas akan menyetop perilaku korup," kata Asep. Dia menyampaikan hal ini usai menyambangi Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Kamis (6/7), menjawab dugaan sejumlah pihak bahwa dukungan mereka kepada KPK karena ada arahan dari pihak tertentu. "Jadi tidak ada golongan siapa pun yang mengarahkan kami. Apalagi pemerintah ataupun KPK itu tidak ada. Hanya inisiatif kami saja dan forum itu juga sifatnya forum yang memang punya kesepakatan yang sifatnya kepada moral," jelasnya. Setidaknya, para guru besar yang tergabung dalam gerakan mendukung KPK sudah mencapai 398 orang. Mayoritas dari mereka terkoneksi melalui grup aplikasi WhatsApp. Menurut Asep, jumlah mereka masih terus bertambah. "Sekarang ditanya berapa orang, kami menyebut 398. Kalau diteruskan bisa ratusan bahkan ribuan. Kami akan coba teruskan seandainya ini menggelinding terus. Kami akan bertanya lagi kepada teman-teman guru besar yang lain," tambah Asep. (jpnn)
Sumber: