Liburan, Dinsos Rawat Dua Pasien

Liburan, Dinsos Rawat Dua Pasien

SETU- Rumah singgah Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangsel terus memberikan pendampingan dan perawatan hingga Idul Fitri bagi dua orang pasien gangguan jiwa dan anak terlantar. Kedua pasien tersebut telah dinyatakan pulih usai menjalani rehabilitasi. Namun, karena pihak keluarga keduanya belum menjemput, terpaksa mereka harus mendiami ruang kamar rumah singgah yang berada di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu itu. Keberadan pasien yang belakangan diketahui bernama Yusniar dan FA membuat perawat rumah singgah mengatur jadwal tugas tambahan saat cuti bersama lebaran. Tak ada istilah libur bagi perawat rumah singgah dalam melayani pasien yang tinggal sementara di sana. Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Tangsel Asep Sopari menuturkan, penjadwalan tugas tambahan itu dimaksudkan agar para pasien tetap terlayani dengan baik. Jadwal piket yang dibuatnya itu terdiri dari 3 orang petugas dalam setiap shiftnya. Secara bergantian petugas piket dapat menikmati libur lebarannya tanpa meninggalkan tugasnya melayani berbagai keperluan para pasien. "Perawat melayani pasien dari mulai makan, olahraga, memasak, hingga saling berinteraksi. Kalau tak ada aktivitas bersama dan berinteraksi, kebanyakan pasien terutama ODGJ akan banyak melamun," tutur Asep. Asep juga menceritakan jumlah pasien yang ada sebelumnya di rumah singgah. Dua hari yang lalu, pasien yang ada di sana tak hanya Yusniar dan FA. Sebab, terdapat 6 pasien lainnya yang dibawa ke rumah singgah dan direhab ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) sebagai penyandang masalah sosial orang dengan gangguan jiwa (OGDJ). Sebanyak 6 OGDJ itu harus dirujuk ke RSJ yang berada di Bogor untuk dipulihkan mentalnya. "Yusniar penyandang ODGJ juga. Tapi dia sudah pulih setelah direhab selama sebulan di RSJ Marzuki di Bogor. Dua hari yang lalu kami merujuk 6 pasien ODGJ kembali ke RSJ. Jadi pasien yang dirawat saat ini hanya Yusniar dan FA. Kalau FA merupakan anak jalanan anak terlantar terkena gangguan saraf karena permasalahan hidup. Rumah tangga orangtuanya hancur, dan FA tinggal di panti lalu lari dan dibawa ke sini, FA masih belia usianya masih 14 tahun," tuturnya kepada Tangerang Ekspres. Di sisi lain, Asep juga menceritakan awal mula mengapa Yusniar berada di rumah singgah. Menurutnya, ibu paruh baya itu dibawa saat terjaring razia di kawasan Alam Sutera, Serpong Utara. Yusniar mengalami gangguan jiwa parah. Saat terjaring, Yusniar menetap di rumah buatannya yang hanya menggunakan kardus bekas. "Kini mentalnya pulih, tapi belum diketahui keberadaan keluarga atau kerabatnya. Makanya masih dirawat di sini," imbuhnya. Sementara itu, salah seorang perawat Nouval Prana Putra mengaku tak keberatan karena tak sepenuhnya menikmati libur lebaran bersama keluarga. Menurutnya, hal tersebut merupakan tugas yang wajib dijalankan seorang perawat. Yang menjadi prioritas, tambah Nouval, yakni memberikan pelayanan penuh merawat para pasien. "Profesi ini pilihan dan wajib dijalankan dengan baik. Seorang perawat harus memprioritaskan pelayanan kepada pasien. Sebagai perawat kita menikmati tugas mulya ini," ujarnya yang sejak Januari lalu bertugas. Tangerang Ekspres juga sempat menghampiri Yusniar yang tengah seorang diri bersantai di teras kamarnya sambil menikmati kudapan dan secangkir kopi. Raut wajahnya masih terlihat seperti kebingungan. Namun, Yusniar mampu berinteraksi dengan baik, menjelaskan asal tempat tinggalnya. "Saya dari Jakarta, Petamburan. Waktu itu lagi Pasar 8 Alam Sutera dan langsung dibawa kesini," pungkas Yusniar. (mg-22)

Sumber: