Jelang PON 2020: PASI Banten Optimistis Pertahankan Prestasi
PENGURUS provinsi (Pengprov) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Banten optimistis mempertahankan prestasi saat PON XIX/Jawa barat 2016 pada PON 2020 di Papua mendatang. Yaitu merebut satu medali emas dan satu perunggu. Peluang medali tersebut diakui kini tak lagi hanya terpaku pada nomor lari dari Budiman Holle. Maesaroh, atlet nomor lompat jangkit pun membuka harapan Banten untuk turut menyumbang medali. "Target minimal seperti hasil PON 2016 lalu, satu emas dan satu perunggu. Peluangnya selain di nomor lari, ada juga dari lompat jungkit atas nama Maesaroh. Tapi saya rasa ini masih terlalu pagi untuk membahas target medali," kata Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov Pasi Banten, Asep Sohara. Diketahui, Maesaroh merupakan atlet Banten yang turut membela Indonesia pada Asean Games 2018 lalu. Wanita asal Pandeglang ini juga kerap menggondol medali emas di kejuaraan tingkat nasional. "Persaingan atlet atletik di Indonesia saat ini mulai merata. Tapi kemampuan Maesaroh bersaing di bawah Maria Londa, atlet nasional yang catatannya belum terkalahkan," jelas Asep. Pada PON 2020 di Papua nanti, diakui Asep secara keseluruhan Pasi Banten akan memberangkatkan tujuh atlet yang sebelumnya telah lolos dari ajang Pra PON 2019. Masing0masing yaitu Budiman Holle lari 800 meter, M Habibullah lari 800 meter, Alif Indrawan lari 3.000 SC, Syifa Nabilla lempar martil, Maesaroh lompat jangkit, dan Yusuf lompat tinggi. "Semuanya juga punya peluang untuk meraih medali," kata Asep. Mengenai persiapan yang dilakukan, sejauh ini Asep menyampaikan masih ditahap persiapan umum. Artinya latihan atlet lebih difokuskan untuk meningkatkan kemampuan fisik. " Semuanya masih apda tahap persiapan umum, subnya disik dan stamina. Itu saja yang diberlakukan," ungkap Asep. Asep mengaku, ada empat tahapan periodesisasi latihan yang akan diterapkan kepada ketujuh atletnya. Program umum, program khusus, pra kompetisi, dan kompetisi. "Empat altet rutin berlatih di sini, di Kota Serang, satu di Lebak atas nama Nida, dua lompat tinggi putra dan lempar martil di Rawamangun Jakarta, di kampus UNJ," jelas Asep. (apw/jpg)
Sumber: