Jembatan Ditutup, Warga Harus Memutar 10 KM

Jembatan Ditutup, Warga Harus Memutar 10 KM

SOLEAR – Jembatan gantung yang menghubungkan Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang dengan Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, rusak. Kerusakan diketahui warga setelah banjir pada Rabu (1/1), surut. Hal ini memaksa warga Desa Cidahu, Kecamatan Kopo, harus memutar arah hingga 10 kilometer untuk sampai di Desa Solear, Kecamatan Solear. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), Slamet Budi mengatakan, kerusakan jembatan itu akibat diterjang banjir hasil luapan Sungai Cidurian. Kerusakan berupa baut dan slag jembatan gantung terlepas. Ia menerangkan, baut dan slag baja pengait jembatan gantung ini terlepas akibat hantaman material yang terbawa saat banjir. “Membahayakan untuk dilalui dan sementara kita tutup. Kita sudah berkirim surat kepada Kementerian PUPR agar dapat dengan segera diperbaiki. Kita mengimbau warga untuk tidak memaksakan diri menyeberang dengan jembatan itu,” jelasnya kepada Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler, Minggu (12/1). Selain jembatan, kerusakan akibat banjir luapan Sungai Cidurian mengakibatkan puluhan rumah rusak. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, beberapa rumah di tiga desa di Kecamatan Solear mengalami kerusakan. Sedangkan, di Kecamatan Cisoka, tepatnya di Desa Carenang, terdampak 20 rumah terendam banjir. Adapun di Kecamatan Jayanti, terdampak empat desa. Yakni, Desa Jayanti terdapat 5 rumah terendam. Desa Pasir Gintung sebanyak 27 rumah terendam. Sedangkan, di Desa Pasir Muncang hanya dua rumah yang terdampak. Berbeda dengan di Desa Cikande, terdapat 203 rumah yang terendam. Dikatakan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, data yang berhasil dikumpulkan masih bersifat sementara. Ia menjelaskan, dari data, aliran hilir Cidurian, saat banjir, mengakibatkan 15 rumah di Kecamatan Kresek terendam. “Kita terus update data hingga hari ini. Untuk jembatan gantung di Kecamatan Solear, kita bersama warga sudah pasang penghalang agar tidak ada yang melintas,” jelasnya kepada Tangerang Ekspres. Kosrudin menjelaskan, banjir di Kecamatan Teluknaga mengakibatkan ribuan rumah di 11 desa terdampak banjir. Yakni, di Desa Tegalangus sebanyak 1.729 rumah. Desa Pangkalan rumah tedampak 1.637 unit. “Desa Teluknaga paling banyak dengan 3.000 rumah terdampak. Data ini belum kita identifikasi kerusakaannya berapa di Kecamatan Teluknaga. Kita akan terus mendata dan verifikasi di lapangan dampak banjir,” tutupnya. (mg-10)

Sumber: