Nilai Nol Memotivasi Warga TCP
CIRUAS – Banyak kejutan terjadi pada penilaian tahap kedua Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang 2019. Salah satunya, Desa Pelawad, Kecamatan Ciruas. Kompleks Taman Ciruas Permai (TCP) yang diajukan mewakili Desa Pelawad, langsung bersolek. Warga memoles lingkungannya menjadi bersih, indah, dan tertata rapi. Padahal, saat penilaian tahap pertama oleh tim 3 juri LKBA, November lalu, perumahan itu benar-benar tampil apa adanya. Sehingga, juri memberikan nilai nol. Rupanya, nilai nol itu menjadi motivasi Camat Ciruas E Suhaeri untuk membenahi perkampungan di desa-desa di wilayahnya yang diikutsertakan lomba. “Sehabis penilaian tahap pertama, saya langsung kumpulkan perangkat desa. Saya bentuk tim kecamatan. Tugasnya mendampingi desa-desa berbenah mengikuti lomba,” kata E Suhaeri saat mendampingi tim juri di TCP, Kamis (12/12). Pantauan tim juri, TCP begitu asri, bersih, indah. Bunga warna-warni menghiasi setiap rumah warga. Jalan-jalan kompleks dihiasi berbagai lukisan binatang dan tokoh-tokoh film kartun. Untuk TCP, E Suhaeri yang baru tiga bulan menjadi Camat Ciruas menilai, dapat bersaing dengan desa-desa lain di Kabupaten Serang. “Pertama, warganya kompak. Kedua, warga mau secara sukarela iuran. Sehingga, pemberdayaan masyarakat sudah terbentuk dengan baik,” jelas camat asli Ciruas itu. Senada dikatakan Kepala Desa Pelawad Rifai. “Selama seminggu terakhir ini, ibu-ibu, anak-anak, dan pemuda bergotong royong mengecat jalan, membersihkan kompleks, dan menata lingkungan,” kata Rifai di lokasi yang sama. Saat tiba di TCP, tim juri langsung disambut oleh Camat Ciruas E Suhaeri, Kepala Desa Pelawad Rifai, tim kecamatan, perangkat desa, dan ratusan warga TCP. Tim juri diiringi kasidahan dan langsung diarak menuju fasilitas umum sekaligus tempat bermain anak-anak. Di situ, dipaparkan secara detail kondisi dan demografi warga TCP. Berbagai kegiatan dan aktivitas warga kompleks juga dipaparkan. Antara lain, membuat kerajinan vas bunga dan tas dari bahas bekas seperti bekas bungkus kopi. Juga, aktivitas ibu-ibu yang memproduksi kue untuk dijual di kompleks. Menariknya, ada juga warga TCP yang mulai memproduksi paving block dari plastik bekas nonekonomis. (Wid/don/ira)
Sumber: