Siswa SDN 2 Pasir Kupa Belajar di Lantai

Siswa SDN 2 Pasir Kupa Belajar di Lantai

LEBAK-Ratusan siswa-siswi SDN 2 Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di teras milik atau lantai sekolah madrasah milik warga sekitar karena kekurangan ruang belajar (Rombel). Bahkan, sekolah yang pengelolaannya dibawah naungan Dinas Pendidikan Lebak ini tidak memiliki lahan atau lapangan untuk upacara dan kegiatan lainnya. "Agar KBM ini tetap berjalan lancar, tentunya kami terpaksa meminta kebaikan pemilik madrasah, agar gedung madrasahnya bisa kita gunakan juga untuk KBM siswa kami," ujar Huryati Kepala SDN 2 Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar, Senin (28/10). Karena lanjutnya, lokal yang ada milik SDN 2 Pasir Kupa tak mencukupi menampung jumlah siswa sebanyak 12 rombel atau 324 siswa. Tumpangan yang didapat ini juga tidak gratis, setiap bulan harus membantu untuk bayar listrik, air dan kebersihan. Kalau diuangkan nilainya sekitar 300 ribuan setiap bulannya. Dampak dari kekurangan lokal KBM ini sambung Huryati, komunikasi dan silaturahmi antar guru dan kepala sekolah juga tak selancar dengan guru-guru yang letak gedungnya ada di satu lingkungan sekolah. "Misalnya kalau ada rapat korrdinasi atau brefing, kami cukup kesulitan. Karena satu persatu guru harus dipangggil ke tempat masing-masing. Melalui telepon, di sini sinyal tidak ada, kami juga heran. Padahal di Pasir Kupa ini dekat dengan Kota Rangkasbitung, tapi sinyal hp tidak ada," ujarnya. Upaya untuk mengatasi kekurangan sekolahnya ini kata Huryati, pihaknya selain menumpang di Madrasah, juga telah melaporkannya ke pihak pejabat dinas terkait yakni Dinas Pendidikan Lebak. "Ke Dinas Pendidikan kabupaten sudah, UPT dan pengawas di Kalanganyar juga sudah. Berdasarkan laporan Kepsek sebelumnya juga, mereka telah melaporkannya. Tapi hingga sekarang belum ada realisasi," katanya. Menurut cerita Kepsek sebelumnya kata Huryati, yang baru satu bulan menjabat. SDN 2 Pasir Kupa ini sebetulnya telah ditinjau anggota DPRD juga Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak. Kondisi sekolah menumpang ini ternyata sudah berlangsung puluhan tahun. Huryati berharap, Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak untuk segera mencarikan solusinya, agar aktivitas KBM di sekolahnya berjalan nyaman demi pendidikan yang bermutu. "Untuk kegiatan upacara bendera, sementara kami tidak melakukan. Sudah empat minggu kami tak upacara, karena lapangan yang biasa kami gunakan dihalaman gedung Pos Yandu milik desa, saat ini digunakan warga untuk menyimpan material bangunan oleh warga setempat. Ya, selama lapangan ini di gunakan warga, selama itu pula dipastikan tidak bisa menggelar upacara bendera," tuturnya. Sementara itu Alvin kelas IV SDN 2 Pasir Kupa, Kecamatan Kalanganyar mengaku, belajar tanpa meja dan kursi membuat dirinya terkadang sakit dan pegel-pegel. Karena itu, dia meminta kepada Bupati Lebak untuk memperhatikan sarana dan prasarana sekolahnya tersebut. "Tolong pak sampaikan ke bu Bupati, di sekolah kami ini, belajarnya masih di lantai ngampar karpet," ucap Alvin. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lebak, Wawan Ruswandi saat dihubungi melakui sambungan selulernya tidak menjawab. (mg-5/and)  

Sumber: