Setelah Menunggu 40 Tahun, Piala Dunia U-20 di Indonesia

Setelah Menunggu 40 Tahun, Piala Dunia U-20 di Indonesia

“Selamat untuk Indonesia,” ujar Presiden FIFA Gianni Infantino dalam konferensi pers FIFA Council Meeting di Shanghai, Tiongkok kemarin. Indonesia resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 mendatang. Dengan ini memastikan Garuda Muda juga akan tampil pada event dua tahunan itu. Terakhir kali timnas U-20 tampil pada edisi 1979 silam di Jepang. Indonesia tergabung dalam grup B bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia. Akhirnya Argentina keluar sebagai kampiun. Lalu Diego Maradona pun dinobatkan sebagai pemain terbaik saat itu. Setelah itu, sepak bola Indonesia tidak banyak berbicara pada ajang internasional. Baru 40 tahun kemudian, Indonesia memastikan diri kembali berlaga. Proses bidding tersebut berjalan cukup panjang. PSSI resmi mengajukan diri sebagai tuan rumah pada 23 September lalu. Awalnya kita bersaing dengan Peru, Brasil, Myanmar-Thailand, dan Bahrain-Arab Saudi-Uni Emirat Arab. Tetapi Myanmar-Thailand mundur dan mendukung Indonesia. Begitu juga tiga negara Arab yang juga mundur. Terakhir Brasil menarik diri pada bulan lalu. Peru punya nilai minus karena pernah terpilih pada Piala U-17 2019, tetapi batal, dan digantikan Brasil. Indonesia menjadi negara Asia ketujuh yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebelumnya sudah ada Jepang (1979), Arab Saudi (1989), Qatar (1995), Malaysia (1997), Uni Emirat Arab (2003), dan Korea Selatan (2017). Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria dalam rilis resmi PSSI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberik dukungan. Dia menyebut bahwa ini merupakan momen bersejarah bagi sepak bola Indonesia. “Alhamdulillah kerja keras kami membuahkan hasil. Presentasi kami dinilai dan diterima dengan baik oleh FIFA. PSSI mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan dukungan penuh. Apresiasi juga untuk jajaran kementerian terkait dan kepala daerah yang berkomitmen membantu PSSI mewujudkan mimpi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2021,” ungkapnya. Untuk meyakinkan FIFA, PSSI mempunyai “senjata” khusus. Selain dukungan dari presiden dan pemerindah daerah, mereka juga menampilkan video presentasi yang menunjukkan Indonesia sebagai negara dengan kultur sepak bola yang kuat. Seperti pada konferensi persnya 22 September lalu, PSSI menawarkan tema Diversity, Unity, Opportunity. Maksudnya dari tema itu adalah Indonesia memiliki basis suporter yang sangat besar yang berasal dari berbagai macam suku dan daerah. Jika diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah, maka kesempatan itu bisa membuat potensi besar sepak bola di Indonesia. Selain itu kesukssan Indonesia menjadi tuan rumah event internasional juga menjadi nilai plus. Seperti Asian Games 2018 dan AFC Championships U-19 2018 yang lalu. “Konsep ini yang menjadi senjata kita,” ujar Ratu Tisha saat itu. PSSI telah mengajukan 10 venue pertandingan. Nantinya akan terpilih enam. Dari semuanya, kekurangan yang paling mendasar adalah standar lapangan untuk latihan. Pada inspeksi FIFA 16-19 September lalu, hampir semua venue belum memiliki lapangan latihan layak. Menurut standar FIFA, satu venue minimal mempunyai lima lapangan untuk latihan. Untuk itu PSSI bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk merenovasi lapangan latihan. “Untuk pemilihan venuenya belum ditentukan. Nanti setelah kunjungan delegasi FIFA yang kedua. Mereka yang akan memberi info kepada kami,” kata Direktur Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo saat dihubungi kemarin. Sementara itu Menpora Zainudin Amali menunggu laporan PSSI terkait terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah. Setelah sertijab di Kantor Kemenpora kamarin, Amali menyempatkan diri melakukan video call dengan Ratu Tisha yang masih berada di Shanghai. “Terima kasih, Bu Sekjen. Terima kasih untuk upaya luar biasa dan lobinya luar biasa sampai kita berhasil menjadi tuan rumah U21 pada 2021,” ucap Amali. Sambungan video itu berlangsung singkat. Tak sampai semenit. Namun, Amali menyatakan untuk menunggu laporan resmi dari PSSI untuk dibawa ke hadapan Presiden Joko Widodo terkait hasil undian dari FIFA. Dengan terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, Pemkot Surabaya pun segera berbenah. Terlebih Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya juga disiapkan menjadi salah satu calon venue pada ajang tersebut. Beberapa pembenahan pun segera dilakukan. Soal fasilitas GBT, meski sudah bisa dikatakan layak untuk menggelar laga internasional, tetap ada catatan yang segera dirampungkan. Seperti fasilitas ruang ganti yang harus menyediakan jacuzzi. Tribun penonton yang harus disertai single seat, hingga penerangan stadion. Walikota Surabaya Tri Rismaharini akan segera membereskan pekerjaan rumah tersebut. ”Kalau tidak salah enam bulan itu ada evaluasi, jadi saya akan siapkan progresnya. Karena misalnya fiber optic di GBT harus sudah tersedia, itu Insya Allah sudah bisa Desember nanti,” kata Risma. Selain fasilitas di GBT, Risma juga segera menyiapkan lima lapangan pendukung untuk latihan. Setidaknya lima lapangan disiapkan, yakni Gelora 10 November, Lapangan Karanggayam, Lakar Santri, Sambi Kerep, serta Sememi. Lapangan latihan ini memang diwajibkan sebagai prasyarat. Idealnya lapangan pedamping ini berjarak tempuh 30 menit dari venue utama atau dari penginapan peserta. ”Setelah ini (kemarin, Red) saya akan memimpin rapat membahas apa yang harus dilakukan untuk pembenahan lapangan. Kalau di Laskar Santri dan Sambi Kerep sudah ada penutup, yang Sememi ini sudah bagus tetapi belum ada penutupnya. Lalu lima lapangan ini kan juga harus ada lampunya,” imbuh Risma. Sementara itu untuk persoalan single seat, awal tahun nanti pemkot akan melakukan lelang. Target Risma masalah single seat rampung kisaran Maret hingga April. Walikota berusia 57 tahun tersebut menjanjikan segala kekurangan sudah rampung sebelum evaluasi dilakukan. Di sisi lain bukan hanya Pemkot Surabaya saja yang antusias menyambut Piala Dunia U-20 mendatang. Asprov PSSI Jatim pun tak kalah antuasiasnya. Dalam waktu dekat ketua Asprov Jatim Ahmad Riyadh rapat bersama Exco untuk membahas perihal Jatim, khususnya Surabaya yang menjadi salah satu calon venue Piala Dunia U-20. ”Sekarang jangan sampai mengecewakan. Kami juga akan melakukan koordinasi dengan walikota untuk sukseskan event ini. Harus mulai sekarang, karena ini momentum untuk menjadi lebih baik,” ucap Riyadh. Disamping itu Riyadh juga berharap, Timnas berlaga di Surabaya. Sebab fanatisme masyarakat Jatim sudah tak bisa diragukan lagi untuk mendukung Tim Garuda. Itu sudah terbukti pada gelaran AFF Cup U-16 dan U-18 2018 lalu. Stadion Gelora Delta, Sidoarjo hampir selalu penuh. Antrian tiket pun selalu membeludak bahkan kehabisan tiket saat Timnas berlaga. (nia)

Sumber: