Dinkes Evaluasi Pelayanan Puskesmas

Dinkes Evaluasi Pelayanan Puskesmas

SEPATAN – Puskesmas Sepatan, Kabupaten Tangerang diduga menelantarkan pasiennya hingga meninggal dunia. Sontak hal ini menjadi perhatian semua pihak. Jajaran Pemerintrah Kabupaten Tangerang pun langsung mengkroscek kebenarannya hingga melakukan pertemuan dengan keluarga korban. Diketahui, pada 5 Juni lalu seorang pasien bernama Masamah (27), alamat Perum Permata Sepatan, Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang meninggal dunia. Meninggalnya Masamah ini diduga akibat keterlambatan penanganan atas keluhan sesak napas di Puskesmas Sepatan. Di balik pemberitaan yang beredar. Ada sejumlah oknum yang memanfaatkan kasus pasien Masamah untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Melakukan penekanan. Bahkan ada kabar tersiar, akan adanya pergerakan massa ke Puskesmas Sepatan dengan alasan hak pasien dan pelayanan yang buruk. Mendengar kabar ini, Jakaria, selaku kakak ipar korban, menemui jajaran Pemkab Kabupaten. Jakaria menemui Kepala Dinkes Disiriana Dinardianti, Kepala Puskesmas Sepatan Dr Reni, Camat Sepatan Bambang Misbahum hingga Kadis Kominfo Kabupaten Tangerang Soma Atmaja di Telaga Seafood Moderland. Dalam pertemuannya, Jakaria menyayangkan kasus yang menimpa adiknya tersebut. Namun ia juga mengetahui kejadian ini sudah takdir dari yang kuasa. Kendati demikian, dia meminta masalah ini menjadi perhatian seluruh jajaran pemerintah Kabupaten untuk melakukan evaluasi di seluruh Puskesmas, khususnya Puskesmas Sepatan. “Tapi saya juga tidak mau kasus yang menimpa keluarga saya ini dieksploitasi oleh oknum-oknum yang tidak jelas keberadaannya. Kami sudah iklas, tapi kami memberikan PR untuk Puskesmas untuk mengevaluasi pelayanan yang seharusnya sesuai standar,” ungkapnya Kepada Kepala Dinkes. Ia pun menegaskan, pergerakan massa yang infonya akan berdemo di Puskesmas,  bukanlah pergerakan dari keluarga pasien. Dia menegaskan, kedatangannya bertemu dengan jajaran Pemkab Tangerang, untuk menegaskan sudah mengikhlaskan kejadian yang ada. Namun harus menjadi evaluasi semua pihak, agar kejadian ini tidak terjadi lagi dengan keluarga-keluarga lainnya. Menanggapi pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Dr Desiriana Dinardianti menuturkan, hal ini hanyalah kesalah pahaman. Karena melalui pengecekan, kondisi kesehatan pasien memang sedikit bermasalah. Menurut data rekaman medis dan informasi dari pihak keluarga,  bahwa pada Selasa (23/5), pasien melahirkan seorang bayi melalui proses operasi sectio di RSU Tangerang. Sebelumnya, riwayat perawatan yang diberikan pihak Puskesmas Sepatan, 20 Desember, usia kehamilan pasien 15 minggu tanpa keluhan, tekanan darah normal. Pada, 2 Maret kehamilan 24 minggu, mengeluh lemas namun dapat ditangani secara medias. pada tanggal 23 Mei usia kehamilan 37 minggu, keluhan tangan dan kaki bengkak, tekanan darah meningkat 140/110 dan segera dirujuk ke rumah sakit. “Dari situ memang sudah ada keluhan sakit atau gangguan pada tekanan darah korban. Kalau bicara medis, semua itu harus dirunut beberapa backgroud penyakit yang sudah dialami. Tidak bisa dikatakan sesak nafas meninggal lalu disalahkan satu pihak,” ungkap Dr Desiriana. Namun ia menjelaskan, kejadian ini memang menjadi pil pait bagi jajarannya. Ini merupakan obat evaluasi untuk melihat seberapa cepat, sigap dan tepat pelayanan jajaran Puskesmas yang dibawahinya. “Terlepas ada kronologis penyakit yang dialami korban, saya sudah menugaskan seluruh kepala Puskesmas untuk melakukan evaluasi pekerjaan, tidak hanya di Sepatan. Terpenting tekait pelayanan untuk jauh lebih maksimal, mementingkan seluruh kepentingan pasien dari hal apa pun,” katanya.(bun)

Sumber: