Bintang Sains Kecamatan Cigeulis: Siswa Terdampak Tsunami Unjuk Gigi

Bintang Sains Kecamatan Cigeulis: Siswa Terdampak Tsunami Unjuk Gigi

Gelaran Bintang Sains 2019 Pandeglang untuk Kecamatan Cigeulis yang digelar di gedung PGRI Kecamatan Cibaliung, Selasa (27/8) siang, berlangsung haru. Satu dari sepuluh finalis tinggal di pesisir pantai Selat Sunda dan sempat mengalami trauma akan tsunami. Dia adalah Kayla Azwah dari SDN Banyuasih 1 yang duduk di bangku kelas V yang mampu bangkit dari keterpurukan pascatsunami. Perjuangan Kayla tidak mudah. Ia bersama sembilan finalis lain harus berjuang keras bersaing dengan 99 siswa kelas IV dan V perwakilan 29 SD lain yang mengikuti lomba. Peserta mulai banyak berguguran di sesi pertanyaan ketiga IPA. Sampai akhirnya, soal ketujuh matematika menentukan sepuluh finalis.

Kayla mengaku senang bisa menjadi finalis mewakili kecamatannya menuju final. Kayla bangga karena perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Ia harus menempuh jarak 1,5 kilometer setiap hari berjalan kaki dari pusat Pemerintahan Kecamatan Cigeulis dengan kondisi jalan berdebu dan berlumpur untuk mencapai sekolah. Kayla mengaku mentalnya masih terganggu akibat tsunami Selat Sunda 2018 lalu. “Saya senang (masuk final-red). Padahal, masih trauma akibat tsunami. Ke depan, saya akan belajar lebih giat lagi supaya bisa ke luar negeri,” akunya. Guru pendamping SDN Banyuasih 1, Ade Sutisna mengaku bangga dengan siswanya yang masuk sebagai finalis. Menurutnya, kebehasilan siswanya menjadi motivasi bagi siswa lain di sekolah. “Sekolah kami termasuk yang terdampak tsunami dan masih butuh pemulihan untuk penguatan mental siswa, termasuk gurunya,” ungkapnya.
Ade berjanji, akan menambah kegiatan pembinaan dan pembelajaran kepada siswa-siswinya agar bisa berprestasi. “Insya Allah akan kami bina lebih giat lagi melalui kegiatan belajar tambahan. Khususnya siswa yang masuk final,” ujarnya.
Korwil Dindikbud Kecamatan Cigeulis Romli mengaku, pihaknya terus berupaya maksimal meningkatkan mutu siswa agar siswa di wilayahnya berprestasi. “Lomba ini sangat membantu peningkatan mental siswa dan menjadi tantangan guru untuk membina siswanya lebih baik lagi,” terangnya. (her/zai/ags)

Sumber: