Berbagi Inspirasi dengan Para Motivator

Berbagi Inspirasi dengan Para Motivator

PENGALAMAN Dahlan Iskan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Termasuk bagi motivator beken Johan Yan. Komisaris PT Total Quality Indonesia itu membawa timnya menemui Dahlan untuk menggali inspirasi dan motivasi. Johan datang bersama 20 anggota tim motivator ke rumah Dahlan kemarin sore. Kedatangan rombongan itu mengagetkan Dahlan. “Saya kira Anda datang sendiri. Ternyata, banyak orang,” ucapnya disambut tawa. Pertemuan Dahlan bersama tim motivator itu berlangsung sangat santai sembari diselingi humor renyah. Sesekali terdengar gelak tawa ketika rombongan motivator itu saling mengejek temannya. Dahlan pun tidak ketinggalan ikut menggoda anak buah Johan Yan yang disambut gelak tawa. “Kami mengucapkan banyak terima kasih. Abah (Dahlan, Red) selama ini banyak memotivasi anak muda agar terus maju,” kata Johan. Dia kemudian meminta saran dan motivasi untuk tim motivatornya yang semuanya masih muda. “Jadi, saya memotivasi motivator?” canda Dahlan disambut tawa. Mantan menteri BUMN itu kemudian bercerita tentang perjuangannya mengembangkan Jawa Pos. Meski menjadi bos, Dahlah tidak malu ikut menjual koran di jalanan. Dia juga pernah ikut mengirimkan koran kepada para pelanggan. Saat awal memimpin Jawa Pos, Dahlan merasakan kesulitan menjual koran karena tidak ada yang mau menjadi agen koran. Akhirnya, Dahlan memutuskan untuk menciptakan agen dari lingkungan keluarga sendiri. Dahlan mengumpulkan istri-istri karyawan Jawa Pos. Mereka diminta agar bersedia menjadi agen koran. Bahkan, Nafsiah, istri Dahlan, ikut menjadi agen. Tujuannya bukan untuk mendapatkan penghasilan. Tapi, agar bisa merasakan apa yang dialami para istri karyawan. Dalam perkembangannya, agen Nafsiah malah menjadi juara. Penjualannya paling tinggi di antara agen-agen lainnya. Saat istrinya menjadi agen, Dahlan ikut menjadi loper. Sebab, terkadang ada loper yang tidak masuk dengan berbagai alasan. Padahal, koran harus dikirim kepada pelanggan. Akhirnya, Dahlan menggantikan tugas loper itu untuk mengirimkan koran kepada pelanggan. “Rasanya berat. Saya bekerja pulang dini hari. Pagi-pagi harus bangun dan jadi loper. Itu sangat sering,” papar Dahlan. Sampai suatu ketika, Dahlan meminta istrinya berhenti jadi agen. Dahlan merasa kasihan karena istrinya harus stand by sejak pukul 04.00 di teras rumah setiap hari untuk menunggui koran. Namun, Nafsiah menolak. “Katanya, hasilnya lumayan,” ucap Dahlan. Bahkan saat itu, penghasilan para istri karyawan Jawa Pos yang menjadi agen lebih besar ketimbang suaminya. Menurut Dahlan, awalnya dirinya dan sang istri hanya ingin memberi contoh. Tapi, lama-lama akhirnya bisa menikmati. Dalam kesempatan itu, Dahlan memberikan solusi saat menghadapi kesulitan dalam memenuhi target tertentu. Menurut Dahlan, target-target tersebut di-ranking dari yang paling sulit. Target itu kemudian dilombakan. Siapa yang bisa mencapai target tersebut. “Kalau semuanya tidak bisa, berarti Anda yang harus turun. Bos harus bisa marketing,” ucap Dahlan sambil menunjuk Johan Yan. Johan dan timnya sangat antusias mendengar cerita Dahlan. Di sela-sela pertemuan, Johan dan timnya mengajak Dahlan menyanyikan lagu Jangan Menyerah karya D’masiv dengan diiringi petikan gitar. “Semoga Abah selalu diberikan kesehatan dan terus bersemangat membangun bangsa,” ucap Johan Yan. (jpg/bha)

Sumber: