Koperasi Didorong Atasi Warga Miskin

Koperasi Didorong Atasi Warga Miskin

TIGARAKSA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggerang meluncurkan program Gerakan Berantas Kemiskinan melalui Pinjaman Tanpa Anggunan dan Risiko (Gebrak Sipintar). Program tersebut dianggap mampu tahan banting di era ekonomi industri 4.0. Namun, hingga saat ini baru sekitar empat koperasi yang tergabung kedalam program tersebut. Diantaranya, koprasi Benterng Mikro Indonesia (BMI) yang kini beranggota 150 ribu orang. Lalu ada koperasi Abdi Kerta Raharja yang memiliki anggota 35 ribu orang. Kemudian, koperasi Dharma Wanita yang memiliki anggota 15 ribu orang. Serta, koperasi Unit Desa yang tersebar di 246 desa se-Kabupaten Tangerang dengan jumlah anggota sekira 10 ribu orang. Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid mengatakan, pemberantasan kemiskinan tercantum di dalam Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 hingga 2023. Dimana, koperasi sebagai sentra usaha ekonomi masyarakat. “Kita terus memacu pertumbuhan koperasi agar sehat setiap tahun. Nanti koperasi yang sehat itu kita kembangkan agar manjadi bagian Gebrak Si Pintar. Sebab, tahan banting terhadap tahan banting terhadap krisis ekonomi,” ujarnya, usai perayaan hari koperasi tingkat Kabupaten Tangerang di Alun-alun Tigaraksa, Minggu (25/8). Lanjut Maesyal, data koperasi masih terus dipebaharui. Namun, upaya pemkab untuk menon aktifkan koperasi yang masuk kategori tidak sehat. Diketahui, saat ini dari terdapat 1.232 koperasi, dimana sebanyak 301 masuk kategori tidak aktif. Sedangkan hanya 300 koperasi masih terbilang aktif adapun sisanya 631 koperasi masih dalam tahap revitalisasi. “Sekarang, kita sedang mendata koperasi yang berbadan hukum, nanti dikategorikan koperasi yang sehat, dan tidak sehat. Untuk koperasi yang jalan ditempat nanti kita lakukan solusi bersama untuk dapat hidup kembali. Tidak ada upaya pemerintah untuk membekukan koperasi yang tidak sehat,” tegasnya. Kedepan, koperasi bisa menjadi sentra dalam menggerakan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Tangerang. Termasuk, menjadi katalisator mengurangi angka pengangguran serta pusat permodalan masyarakat atau pelaku usaaha. “Kita menarik minat masyarakat untuk berkoperasi. Karena, dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan dan menjadi pondasi yang kuat dalam struktur ekonomi. Apalagi di era milenial, ternyata koperasi mampu bertahan,” jelas pria yang gemar bermain sepak bola kepada awak media. Sementara, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (Dinkop-UMK) Kabupaten Tangerang, Teddy Suwardi berharap, pelaku koperasi dapat memperluas jangkuan pasar. Serta dapat melakukan ekspansi bisnis khususnya menggerakan ekonomi di sektor pertanian. “Diharapkan para pengurus koperasi punya inovasi baru jangan mengandalkan pada perputaran usaha simpan pinjam. Akan tetapi mengarah pada sektor pertanian. Sehingga bisa menjadi lokomotiv dan percontohan bagi koperasi lainnya untuk pemberdayaan perekonomian masyarakat,” ucapnya. “Salah satunya dengan era revolusi industri 4.0, yakni sistem tata kelola koperasi dapat memanfaatkan teknologi termasuk dalam penguasaan pasar. Serta menjadi ladang inovasi dalam memanfaatkan perkembangan terknologi,” imbuhnya. (mg-10/mas)

Sumber: