Ajang Unjuk Gigi Pemain Muda
JAKARTA - Para skuad pelatnas kian bergegas di sisa lima hari sebelum turnamen Indonesia Open. Bagaimana tidak, di ajang yang memperebutkan total hadiah USD 1 Juta tersebut, mereka bakal bertemu dengan para pebulutangkis papan atas dunia. Tak terkecuali bagi Ihsan Maulana Mustofa. Pemain tunggal putra Indonesia ini dipastikan turun di ajang Indonesia Open setelah sebelumnya sempat absen di beberapa turnamen. Nantinya, pemain ranking 34 BWF itu akan merangkak dari babak kualifikasi terlebih dulu. Tahun lalu, Ihsan menjadi wakil Merah Putih satu-satunya di ajang serupa dan mampu melangkah hingga semifinal. Saat itu, ia dikalahkan pemain papan atas Malaysia Lee Chong Wei 9-21, 18-21. "Saya tidak mau memikirkan yang lalu-lalu karena bisa mengganggu fokus persiapan yang ada di depan. Memang tahun lalu saya sempat sampai di semi final, tapi untuk kali ini saya tidak ingin bicara soal target dulu. Yang terpenting, saya harus maksimal dan bisa lebih baik dari tahun lalu,” ujar Ihsan. Di babak kualifikasi, Ihsan dijadwalkan bertemu wakil Hongkong Wei Nan. Di atas kertas, Ihsan lebih diunggulkan karena berada di ranking 34 BWF. Sedangkan Wei Nan kini berada di ranking 40. "Ini kali kedua saya bertemu Wei Nan. Sebelumnya, bertemu di Malaysia Master tahun lalu. Yang harus diwaspadai dari dia adalah bola atasnya. Wei Nan mempunyai postur tubuh yang tinggi. Pukulan smash nya juga kencang,” ucapnya. Sementara itu, di sektor tunggal putri Dinar Dyah Ayustine juga akan menghadapi lawan berat. Ia akan melawan pemain Korsel Sung Ji Hyun di babak utama. Sung Ji Hyun sendiri mendapatkan seeded ke-lima di nomor tunggal putri. "Sepertinya akan menjadi lawan yang berat. Saya harus berusaha lebih keras lagi. Terutama di segi mental, biar tidak cepat menyerah saat tertinggal. Saya juga sudah mempersiapkan fisik sebagai antisipasi kalau sampai bermain lama,” terangnya. Jika dilihat, posisi Dinar memang jauh di bawah Sung. Dinar kini berada di posisi 41 BWF, sedangkan Sung berada di posisi lima. “Secara level permainan, saya akui kalau dia lebih bagus. Saya juga memprediksi Sung bakal lebih sering mengendalikan permainan. Tapi itu masalah nanti, sekarang saya harus tetap fokus,” ujarnya. Sektor tunggal putri Indonesia memang masih dianggap kekurangan Indonesia. Kondisi itu diakui pula oleh Sekjen PBSI Achmad Budiharto. Namun, dirinya menekankan agar kondisi itu justru harus menjadi batu loncatan bagi para atlet untuk tampil lebih memukau di ajang itu. "Indonesia Open adalah wadah tepat untuk pemain muda unjuk gigi. Tentu turnamen itu menjadi wadah baik bagi PBSI yang sedang menggalakkan percepatan regenerasi. Pemain muda diberi turnamen internasional biar terbentuk mental dan bisa jadi pelapis yang senior,” ucapnya. (jpnn/apw)
Sumber: