Panahan SEA Games 2017, Optimis Meski Pas-Pasan
JAKARTA - Biasanya seperti pada gelaran SEA Games sebelumya, Indonesia membawa 16 pemanah dengan 4 di antaranya merupakan pemanah cadangan. Dalam SEAG 2017 ini, Indonesia hanya akan membawa 12 pemanah intinya. Jumlah ini pas, tanpa pemanah cadangan. Di antara 12 pemanah tersebut mayoritas merupakan pemanah senior seperti Ika Yuliana Rochmawati yang turun di tiga Olimpiade yakni Beijing 2008, London 2012, dan Rio 2016. Selanjutnya Titiek Kusumawardhani (peraih medali emas recurve perseorangan di SEAG Singapura 2015), dan Diananda Chairunisa. Pada sektor putra, tim panahan yang turun pada Olimpiade Rio 2016 yang menjalani pelatnas adalah Riau Ega Agata Salsabila, Muhammad Hanif Wijaya, dan Hendra Purnama yang merupakan atlet nomor recurve putra. Kemudian, atlet-atlet nomor compound putra yaitu Sapriatno dan Yoke Rizaldi Akbar. Serta tiga atlet nomor compound putri yaitu Dellie Threesyadinda, Rona Siska Sari, dan Triya Reski Andriyani. Meski dengan jumlah atlet pas-pasan, Pelatih kepala tim nasional panahan Denny Trisjanto tetap optimistis para pemanah mampu meraih prestasi maksimal. Meskipun didominasi pemanah kelas olimpian, Denny mengaku belum dapat memastikan berapa banyak medali yang berpeluang masuk ke kantong Indonesia. "Saya belum berani bicara karena belum mendapat info langsung dari Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas),” tuturnya. Meski demikian, ia berharap dapat melampaui capaian timnas panahan di SEA Games Singapura 2015. Di Singapura Dua tahun lalu, Indonesia mendapatkan dua medali emas, tiga perak, dan satu perunggu. Jumlah medali tim Merah Putih berada di bawah Malaysia dengan raihan lima medali emas, tiga medali perak, dua medali perunggu. Pepanah Malaysia akan kembali menjadi ancaman serius, karena SEAG berlangsung di Kuala Lumpur. Tak hanya Malaysia, Denny pun mewaspadai kekuatan Vietnam dan Filipina yang juga memiliki pepanah andal. Pada SEAG 2015, Vietnam menduduki peringkat tiga dengan koleksi dua medali emas, satu perak, dan dua perunggu, sementara Filipina menyabet satu perak dan tiga perunggu. Meski dalam perolehan medali masing-masing negara terlihat berjauhan, menurut Denny calon lawan-lawannya punya kekuatan yang merata. "Saat bertanding, semuanya bisa berubah. Makanya kami perlu waspada dan mempersiapkan semuanya," ujar dia. Sejauh ini, menurut Denny, program yang dipersiapkan berlangsung sesuai rencana. Sejak akhir Mei 2017, tim pelatih sudah merampungkan materi khusus untuk para atlet pelatnas yang dipusatkan di Cibubur, Jakarta. Materi tersebut salah satunya berkaitan dengan teknik memanah untuk mempertajam akurasi. Rencana selanjutnya atlet panahan nasional akan dipersiapkan untuk melakoni seri Kejuaraan Dunia di Turki pada Juni. Namun, sejauh ini belum ada kabar terkait sokongan dana pemerintah untuk para pepanah ke kejuaraan dunia. (apw/wid)
Sumber: