Polisi Siapkan Strategi Hadapi Massa, Dari Rayuan Polwan hingga Pasukan Pemukul

Polisi Siapkan Strategi Hadapi Massa, Dari Rayuan Polwan hingga Pasukan Pemukul

LANGIT cerah turut mewarnai perjalanan rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang dalam menetapkan pemenang dalam pemilu 2019. Saat palu akan diketuk tanda sahnya rekapitulasi, datang suara gemuruh massa dari luar gedung. Massa yang tak banyak jumlahnya itu memaksa merengsek masuk ke dalam gedung. Berniat menolak bahkan merobek surat keputusan yang akan ditetapkan. Sebelum memasuki gedung, puluhan polisi wanita (polwan) berompi merah-hitam membujuk. Seribu rayuan dikeluarkan bak penyair terkenal William Shakespeare. Belum sempat mengucapkan kata-kata penenang, massa terlebih dahulu melontarkan teriakan bahkan ancaman melalui pengeras suara. “Berhenti mengadang kami, jika kalian tak mau bergeser kami akan mengerahkan massa lebih banyak,” teriak laki-laki berubuh kekar dengan pengeras suara mengenakan baju serbau hijau muda berjaket Levi's, Kamis (11/4). Seperti memiliki nyawa seribu, para polwan berparas ayu ini mengeluarkan jurus andalannya yang membuat massa sedikit mereda. “Sudahlah bapak-bapak ini, kita bisa berbicara dengan baik dan kepala dingin,” rayu polwan yang masih tampak muda. Belum lama mereda, lontaran kata-kata liar kembali keluar dari lidah laki-laki bertubuh gempal memakai baju putih bercelana Levi's. Dia tiba-tiba menjadi penyemangat layaknya orator ulung, pembakar semangat massa. Semangat membara muncul kembali lebih panas dari terik matahari siang hari itu. “Tidak ada yang bisa diterima dari segala jenis kebohongan, yang harus kita bongkar kawan-kawan. Keputusan KPU ini tidak benar dan tidak bisa diterima,” teriak orator lantang itu. Seraya massa berdiri dan mengepalkan lengan. Seolah-olah membalas kalimat pembakar tersebut. “Betul!!!!!,” teriak massa lebih keras dari orator. Sebelum massa sempat merapikan barisan. Muncul pasukan polisi tanpa senjata, tameng, dan pemukul. Hanya bermodal karet yang dibalut kain berbentuk persegi panjang dengan panjang sekira 5 meter. Super hero ini, nampaknya yang hendak melawan puluhan massa tanpa senjata. Mereka berbaris dengan begtiu rapi di depan pasukan polwan. Pas, seperti sang raja yang pergi perang. Massa yang berapi-api, bertambah semangat. Terus melawan untuk masuk ke dalam kantor. Dorong mendorong tak terhindarkan. Polisi bermodal karet berbalut kain mencoba menghalangi massa yang akan merengsek ke dalam. Saling tendang kaki pun menjadi bagian dari cerita perjuangan massa melawan kepolisian. Gagal masuk kantor. Orator memanggil pasukan tambahan. Dan benar, jumlahnya melebihi dari pasukan polisi yang ada. Dorongan massa nampak lebih menggigit dari sebelumnya. Bukan saja cuma dorong-mendorong, lemparan botol plastik minuman air mineral juga menjadi bumbu sedap pertempuran. “Makan nih!!!!,” seru laki-laki bertubuh kurus sambil melempar botol pasltik tanpa tutup berisi air. Tepat saja, lemparannya mengenai pasukan di barisan depan. Lebih tepatnya di bagian muka yang membuat massa lebih unggul. Polisi hampir tumbang. Tak menunggu waktu lama, pasukan anti huru-hara dengan helm penutup, tameng kecil, dan pemukul membantu. Massa sedikit mengendur, tak ada dorong-mendorong. “Siap berbaris!!!,” kata pasukan baru datang tersebut yang langsung diikuti lainnya berbaris. Membentuk benteng pertahanan yang kuat namun siap menyerang kapan saja. Hilang dorong-mendorong. Massa melempari pasukan baru tersebut dengan botol dan kantong plastik berisi air. Baik dalam jarak dekat maupun jauh. “Makaan nih lu!!!!!!,” teriak lelaki gempal sambil melempar dari jarak dekat. Lemparannya kali ini nampak berhasil menyemangati kawannya. Plastik berisi air tepat mengenai muka polisi. Lemparan disambut ratusan lemparan lainnya dari jarak dekat. Polisi sambut dengan sabetan mengarah ke kaki sambil memegangi tameng. Selain dari lempar kantong plastik berisi air. Orator pun membakar semangat. “Tidak ada sesuatu kekuatan apapun yang mengadang kebenaran. Semua pasti musnah. Ayo kawan-kawan kita lawan!!!,” tegasnya. Melihat massa yang tidak mau reda, pasukan Brimob datang membantu. Membawa tameng tinggi membuat benteng. Massa tak dapat masuk. Namun lemparan dari botol plastik serta kantong plastik berisi air lebih deras menghujam dari jarak dekat. Tameng tersebut membuat massa kesal yang spontan membakar ban. Lahapan api disalurkan ke massa dengan teriakan lantang dari orator. “Lihat kawan-kawan. Kita diperlakukan seperti musuh padahal kita hanya menuntut putusan KPU dicabut. Kita membela kebenaran bukan sebagai penjahat. Karena itu mari kita maju kawan-kawan!!!!!,” teriaknya lantang. Tak cuma hanya membuat massa lebih keras melempari. Namun massa juga merengsek masuk ke gedung KPU dengan berusaha mendobrak tameng brimob. Hal ini membuat korban berjatuhan baik dari polisi maupun massa sendiri. Petugas medis mondar-mandir menandu korban luka-luka. Polisi mengambil tindakan cepat dan tepat. Menangkap orator yang dianggap sebagai provokator. Lelaki tersebut nampak meronta-ronta ketika diboyong paksa polisi. Hal ini membuat massa sedikit mengendur. Sesaat setelah orator diamankan. Mobil Water Canon muncul, semprotannya membuat massa perlahan terpecah konsentrasi. Bahkan hingga bubar barisan. Seraya dengan konsentrasi massa yang terpecah. Pasukan gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP berpatroli. Memastikan tak ada pergolakan baru muncul dari massa serta sebagai bentuk penyerangan psikologis. “Ini merupakan simulasi dalam mengahapi segala sesatu yang terjadi di Pemilu 2019 nanti. Secara keselauruhan kita siapkan Brimob sebanyak 2 pleton total 60 orang. Pengamanan yang dilakukan dalam simulasi sesuai dengan tahapan yang ada di Standar Opersional Prosedur (SOP) di kepolisian,” ujar Kompol Miroddin menjelaskan usai simulasi. (mg-10)

Sumber: