Tangkal Politik Uang, Bawaslu Ajak Mahasiswa Turut MengAwaasi Pemilu
CIPUTAT TIMUR-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tangsel mengajak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ciputat untuk proaktif dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Hal tersebut disampaikan Ketua Bawaslu Kota Tangsel Muhamad Acep dalam Bawaslu go to Campus di UMJ Ciputat, Senin (8/4). Bukan hanya menyukseskan pelaksanaan pemungutan suara, Bawaslu juga mengajak mahasiswa peduli pengawasan mulai dari sebelum, saat, maupun sesudah pencoblosan. Ketua Bawaslu Kota Tangsel Muhamad Acep mengatakan, kita mengajak agar mahasiswa berpartisipasi dalam menyukseskan pemilu 2019 terutama dalam pengawasannya. "Bawaslu go to campus merupakan sosialisasi pengawasan dilakukan dalam rangka untuk melakukan upaya pencegahan pelanggaran di dalam pemilu," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (8/4). Acep menambahkan, sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, ia menjelaskan pelaksanaan pemilu merupakan kewajiban yang harus dilakukan. Sosialisasi kepada siswa atau pemilih pemula sudah dua kali dilakukan di sekolah dan juga dilakukan di kampus. "Kita ajak mahasiswa untuk mengawasi pemilu, terutama pelanggaran politik uang pada hari tenang karena, saat itu merupakan masa-masa krusial peserta pemilu mencari suara di tempat pemungutan suara (TPS)," tambahnya. Masih menurut Acep, bila mahasiswa melihat pelanggaran pemilu bisa melakukan pelaporan kesitem aplikasi Gowaslu. Aplikasi berbasis android tersebut bisa didownload di playstore dengan mengetik "Gowaslu". Dengan Aplikasi Gowaslu masyarakat dapat langsung mengirimkan aduan terkait pemilu ke Bawaslu Pusat dan bila pelanggaran di Tangsel maka akan diteruskan ke Bawaslu Tangsel. Aplikasi tersebut merupakan jawaban bagi masyarakat yang merasa sulit memberikan informasi kepada Bawaslu terkait pelanggaran pemilu tanpa harus datang ke kantor Bawaslu. "Dengan aplikasi ini mahasiswa dan masyarakat bisa cepat lapor dan kita cepat lakukan penindakan," tambahnya. Sementara itu, Dekan Fisip UMJ, Endang Sulastri mengatakan, dalam pemilu mahasiswa sebagai kekuatan politik. "Mahasiswa sebagai kekuatan politik maka perlu punya kesadaran untuk menyukseskan dan mari bersama-sama menjadi pengawas pemilu," ujarnya. Endang menambahkan, anggota Bawaslu Tangsel hanya lima orang saja, sehingga tidak cukup mengawasi ribuan TPS yang ada di Tangsel. Dengan ditambah 100 mahasiswa UMJ yang ikut sosialisasi tersebut ia berharap dapat membantu Bawaslu mengawasi pemilu. Mahasiswa memiliki peran dan andil untuk menjadikan pemilu kedepan lebih baik lagi. "Mahasiswa bisa pakai handphone dan download aplikasi Gowaslu, kalau liat pelanggaran pemilu langsung laporkan. Diharapkan Bawaslu juga menindak langsung kalau ada laporan warga,," tambahnya. Di tempat yang sama, Ketua Bawaslu Provinsi Banten Didih M. Sudi mengatakan, yang harus diawasi dalam pemilu adalah politik uang, ujaran kebencian, mobilitas ASN. "Peran serta mahasiswa diperlukan untuk mengawasi pemilu agar berjalan lancar," ujarnya. Didih menambahkan, dalam pemilu pembagian sembako kepada masyarakat termasuk pelanggaran dalam pemilu apalagi politik uang. "Termasuk kalau ada parpol yang menjanjikan masyarakat masuk surga itu tidak masuk fakta dan termasuk ujaran kebencian itu patut diawasai," tambahnya. (bud)
Sumber: