SEA Games XXX/2019, Enggan Gantikan Filipina
STATUS Filipina sebagai tuan rumah SEA Games kembali terancam. Itu setelah sebuah sumber membocorkan bahwa Philippines Olympic Committee (POC, atau komite Olimpiade Filipina) berencana mengundurkan diri. Faktornya macam-macam. Mulai dari kurangnya anggaran, hingga elite olahraga setempat yang saling berselisih. Saat ini, SEA Games Federation Council sedang memonitor situasi Filipina. Keputusan akan diambil dalam waktu dekat. Mereka juga mempertimbangkan Indonesia dan Thailand sebagai kandidat pengganti host. "Kalau mau mundur, mending mundur secepat mungkin. Kalau terlalu mepet, itu bakal tidak adil buat siapa pun yang menggantikan kami," kata sumber tersebut, yang diklaim sebagai pejabat olahraga senior Filipina, seperti dikutip Fox Sports. Anggota komite eksekutif POC Prospero Pichay yang pertama kali mengusulkan pengunduran diri. Penyebabnya, pemerintah negara kepulauan itu belum juga menyetujui anggaran penyelenggaraan yang mencapai PHP 5 miliar. Atau setara Rp 1,34 triliun (1 Peso Filipina = Rp 268,25). Padahal, Februari lalu proposal dia sudah dikepras dari angka awal PHP 7,5 miliar (sekitar Rp 2 triliun). Menurut Pichay, kalau hingga April anggaran belum juga digedok, Filipina sudah pasti mengundurkan diri. Sebab, mereka tidak bisa membeli berbagai macam perlengkapan lomba sesuai standar SEA Games. "Kalau Maret disetujui, SEA Games masih bisa jalan, meskipun sulit sekali. Tapi kalau harus menunggu sampai akhir April, selesai sudah," kata Pichay kepada Daily Tribune Filipina. Hal lain yang tak kalah menghambat adalah keberadaan Philippine Southeast Asian Games Organizing Committee (Phisgoc) sebagai organizer. Pichay menyebut bahwa Phisgoc tidak dibentuk oleh pihaknya. Anehnya, Presiden POC Rocky Vargas mengakui eksistensi komite independen tersebut. "Tapi bukan berarti semua anggota POC sependapat dengan presiden," kata pria yang juga anggota DPR Filipina tersebut. Indonesia, di sisi lain, menyanggah kabar bahwa Indonesia mengajukan diri sebagai pengganti host. Komisi Sport and Develompment Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Harry Warganegara Harun bahkan mengaku belum mendengar bahwa Filipina berencana mundur sebagai host. "Kalau Indonesia menjadi penyelangara pasti melibatkan KOI kan. Dari kami sendiri belum ada wacana seperti itu," ungkap Harry saat dihubungi kemarin. Menurut Harry, polemik tuan rumah menjelang SEA Games sudah biasa terjadi. Itu juga bergantung dari kondisi politik di Filipina. Meski demikian, polemik itu tidak mengubah status Filipina sebagai tuan rumah. "Proses rapat resmi sampai saat ini terus berjalan. Tidak ada macam-macam. Bahkan awal Maret lalu, mereka sudah mengirimkan technical handbook ke kami," lanjut Harry. Harry mengakui, dua tahun lalu, Indonesia sempat mencalonkan diri sebagai tuan rumah. Namun itu terjadi saat Filipina berniat mengundurkan diri untuk kali pertama. Sekarang situasinya berbeda. Untuk itu, Harry mengaku berfokus untuk menyiapkan negara masing-masing saja. Apalagi dalam SEA Games, Indonesia juga mengejar kesuksesan prestasi. "Sampai sekarang kami belum berani berspekulasi. Kalau mau ambil alih juga masih jauh. Secara kesiapkan kami juga masih fokus ke Pilpres dan hal yang lain," imbuhnya. Nama Indonesia memang paling santer disebut media-media lokal Filipina setelah sukses menggelar Asian Games 2018. Kompleks Gelora Bung Karno yang baru direnovasi dianggap sangat ideal buat SEA Games. (apw/jpg)
Sumber: