Arema FC vs Persita (6-1), Butuh Banyak Evaluasi
PERSITA Tangerang menutup pertandingan babak penyisihan Grup E Piala Presiden, Rabu (13/3) malam WIB dengan hujan gol ke gawang Annas Fitrianto pada laga yang berakhir 6-1. Hasil ini menunjukkan banyak evaluasi yang harus dibenahi oleh Widodo Cahyono Putro (WCP) untuk menghadapi kompetisi Liga 2 yang akan digelar Mei mendatang. "Hasil ini akan jadi evaluasi bagi kami mana saja yang perlu dibenahi. Masih ada waktu dua bulan sebelum kompetisi Liga 2 berlangsung," ucap WCP usai laga. Pada pertandingan si Stadion Kanjuruhan, Malang, kemarin Persita hanya bisa membobol gawang Arema FC melalui gol Henry Rivaldi pada menit 83. Sedang gawang Pendekar Cisadane diberondong gol oleh brace Ricky Kayame pada menit 46 dan 90, lalu gol Makan Konate (32'), Hendro Siswanto (62'), Arthur Cunha (67') serta Hamka Hamzah (72'). Menanggapi kekalahan ketiga Persita, M. Roby yang didaulat sebagai kapten tim pada laga kemarin mengungkapkan, permainan Persita kali ini tidak maksimal. Kesalahan koordinasi di lini belakang akan jadi evaluasi menjelang Liga 2. Namun banyak hal yang mempengaruhi kemampuan bermain Persita di Piala Presiden kali ini. Salah satunya mantan pemain Persija itu merujuk kemampuan fisik ia dan rekan-rekannya. "Kami tadi bermain tidak cukup bagus. Stamina kami kurang. Itu tandanya kami masih harus berusaha lebih keras," ucap Roby. Sementara itu meski Arema FC berpesta gol saat mengalahkan Persita, tapi, pendukung Singo Edan masih belum bisa tenang. Sebab, kemenangan yang menjadi rekor kemenangan terbesar di Piala Presiden tahun ini tidak menggaransi Arema FC lolos ke babak 8 besar sebagai salah satu dari tiga runner up terbaik. Posisi Arema FC di klasemen sementara tiga besar runner-up terbaik, bisa tergusur oleh tim-tim dari grup lain. Terutama di grup B. Bali United dan Bhayangkara FC sama-sama mengoleksi poin enam. Kebetulan, kedua tim akan saling bentrok hari ini. Jika berakhir seri, otomatis Bhayangkara FC akan lolos ke sebagai runner up terbaik dengan tujuh poin. Itu artinya, hanya ada satu slot tersisa. "Kami hanya berharap agar laga Bhayangkara dan Bali United ada yang kalah," kata Milomir Seslija, pelatih Arema FC. Milo-sapaan akrabnya-masih optimistis timnya bisa lolos. Sebab, meski nantinya sama-sama punya poin 6, tapi Arema FC punya selisih gol lebih banyak. Yakni surplus lima. "Saya masih percaya dengan kuasa Tuhan. Karena Piala Presiden tanpa Arema tak akan menarik. Kalau semua runner-up punya enam poin, kami yakin lolos karena punya selisih gol lebih baik," tambah Milo. Jika nasib Arema FC belum pasti, tidak demikian dengan Persela Lamongan. Laskar Joko Tingkir menyegel satu tempat di babak 8 besar usai bermain imbang 1-1 kontra Barito Putera. Hasil ini membuat Persela ada di puncak klasemen dengan torehan 7 poin. Bagi Persela, torehan ini sangat istimewa. Sebab, dari tiga gelaran Piala Presiden sebelumnya, laju mereka hanya mentok di fase grup. "Kami sangat bersyukur. Ini satu sejarah karena kami akhirnya lolos ke babak delapan besar," kata Aji Santoso, pelatih Persela. Meski begitu, Aji masih saja merasa gemas. Sebab, mereka kebobolan melalui sepakan Gavin Kwan Adsit pada menit 11', sebelum disamakan melalui gol Washington Brandao dari titik putih (23'). Gol Gavin merupakan yang pertama menjebol gawang Persela dalam tiga laga. "Harusnya kami bisa clean sheet. Ini yang harus dibenahi pada babak delapan besar nanti," tegasnya. Soal persaingan, Aji mengaku realistis. Meski pernah membawa Arema FC juara Piala Presiden tahun 2017, namun dia tetap waspada dengan kekuatan tim lain. "Target awal kami untuk lolos sudah terpenuhi. Paling tidak kami berharap bisa melangkah ke semifinal," tambah pelatih 48 tahun itu. (jpg/apw)
Sumber: