Camat Neglasari Ciptakan Kampung Anti Politik Uang

Camat Neglasari Ciptakan Kampung Anti Politik Uang

Bagi-bagi uang sudah melekat di kepala warga, saat ada momen Pemilu. Politik uang sudah dianggap lazim, dalam mendulang suara. Camat Neglasari Ubaidillah ingin mengubah imej itu. Ia ingin warganya menjatuhkan pilihan bukan berdasarkan uang, tetapi profil calon. Untuk mengubah kebiasaan buruk itu, ia menciptakan Kampung Anti Politik Uang. Kampung Rukun di RW07, Kelurahan Neglasari, akan menjadi percontohan, pendidikan politik yang sehat dan bermartabat. "Jadi beberapa waktu lalu saya diskusi dengan Bawaslu Kota Tangerang, setelah banyak yang kita bicarakan, akhirnya muncul ide untuk membangun Kampung anti politik uang ini. Tujuanya untuk memberikan pendidikan politik serta menyadarkan masyarakat untuk tidak berpolitik dengan uang," ujar Ubed (panggilan akrab Ubaidillah). Tak sekadar simbolis. Agar warga juga memahami tentang efek negatif politik uang, Ubed akan mengudang Bawaslu untuk memberikan pendidikan politik kepada warga. Bahkan untuk konsep kampung Anti Politik Uang juga meminta masukan dari Bawaslu. Rencananya kampung tersebut akan di resmikan Sabtu (23/3). Ubed menambahkan, ke depanya jika kampung ini sudah terbentuk akan diisi dengan pendidikan politik agar warga Neglasari bisa paham bagaimana politik yang baik dan benar. "Nah, kita sengaja menggandeng Bawaslu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan money politics. Apalagi saat ini masuk dalam Pemilu, jadi dari sekarang harus kita sterilisasi agar tidak ada warga Neglasari yang mau menerima uang dari siapa pun. Terpisah Ketua Bawaslu Kota Tangerang M. Agus Muslim telah berkoordinasi dengan Camatan Neglasari untuk membangun kampung anti money politics. "Targetnya terbentuknya satgas anti money politics di kelurahan atau kampung tersebut. Kita akan bentuk perwakilan dari masing-masing RW dari kelurahan tersebut. Nantinya satgas tersebut akan bekerja memberikan pembinaan kepada masyarakat untuk bisa menjalankan pemilu dengan baik dan benar tanpa ada politik uang," ungkapnya. Agus berharap, dengan adanya kampung anti politik uang bisa membentuk kesadaran masyarakat dalam proses demokrasi tanpa pelanggaran, khususnya terkait pelanggaran politik uang. "Kita mempunyai harapan besar dalam kampung anti money politics, di mana kampung tersebut bisa menjadi contoh untuk kampung lainya agar bisa terhindar dari money politics. Semoga adanya kampung itu bisa membuat masyarakat Kota Tangerang sadar berpolitik itu harus bersih dan jujur," pungkasnya. (mg-9)

Sumber: