Satgas Bersihkan Mafia Bukan Intervensi Pemerintah

Satgas Bersihkan Mafia Bukan Intervensi Pemerintah

JAKARTA – Trauma di-banned oleh FIFA pada 30 Mei 2015 karena pemerintah Indonesia dianggap mengintervensi PSSI masih membekas di publik sepak bola nasional. Saat ini, kekhawatiran itu ada seiring dengan Satgas Antimafia Bola bentukan Polri yang getol menyelidikan skandal sepak bola di tanah air. Bahkan, empat kantor yang berafiliasi dengan PSSI digeledah satgas. Namun, Sesmenpora Gatot Dewa Broto punya pandangan berbeda. Menurut dia, pekerjaan satgas saat ini bukan bagian dari intervensi pemerintah. Justru, dia menganjurkan agar PSSI berkolaborasi dengan satgas, bukan justru menghalang-halangi. ”Saya ingatkan PSSI, jangan coba-coba laporkan ke FIFA. Ini pelanggaran intervensi, tidak,” katanya. ”Bahkan saya tahu dari media bahwa akan ada MoU PSSI dengan kepolisian. Jangan sampai kalau ada pemeriksaan mafia nanti, malah dilaporkan (ke FIFA),” kata pria asal Jogjakarta itu. Berdasarkan pengalaman ketika dihukum FIFA empat tahun silam, Gatot mengatakan sanksi itu jatuh karena PSSI mengadu kepada FIFA bahwa ada intervensi pemerintah. Karena itu, dia berharap tidak diulang lagi oleh PSSI saat ini. ”Saya positif PSSI tidak akan melaporkan,” ujarnya. Apalagi, menurut Gatot, ada sinyal PSSI mulai akomodatif dalam upaya penanganan mafia bola dengan pembentukan Komite Ad Hoc Integritas. Di dalamnya ada mantan Kapolri Badrodin Haiti sebagai salah seorang penasihat komite Ad Hoc. "Itu mempertegas PSSI ingin ke arah yang lebih baik,” tambahnya. Sementara itu, kemarin Gatot juga dipanggil satgas sebagai saksi untuk kasus yang dilaporkan manajer Madura FC Januar Herwanto. Itu adalah kasus tuduhan kepada mantan anggota Exco PSSI Hidayat yang berupaya menyuap untuk pertandingan antara PSS Sleman versus Madura FC musim lalu. Gatot hadir ke Gedung Ombudsman Republik Indonesia, Jakarta, pada pukul 09.00 WIB. Ini panggilan kedua untuk Gatot. Sebelumnya pada 26 Desember lalu. Pemeriksaan dilakukan selama lima jam. ”Pertanyaannya lebih banyak dan merupakan pengembangan dari yang sebelumnya. Di antara apakah saya mengenal Hidayat, saya sampaikan tidak kenal,” kata alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Satgas juga bertanya lebih detail tentang mekanisme administrasi dan hubungan kerja Kemenpora dengan PSSI, BOPI dengan PSSI, Kemenpora dengan KONI, serta KONI dengan PSSI. ”Tadi juga membahas tentang akuntabilitas PSSI, bagus atau tidak. Kami menilai dalam kapasitas Kemenpora,” kata Gatot. Terkait pemeriksaan kepada Gatot kemarin, Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Syahardiantono menuturkan bahwa kali ini terkait peertndingan PSS Sleman dengan Madura FC. ”Pemeriksaan lanjutan,” jelasnya. Ada beberapa hal yang perlu dikonfirmasi terkait pertandingan tersebut. Yang pasti, penyidik merasa perlu keterangan dari Sesmenpora untuk menjelaskan pemahamannya terkait pertandingan tersebut. ”Materi pemeriksaan belum bisa disebut,” urainya. Menurut dia, siapapun wajib menghormati proses hukum. Hingga, kasus tersebut bisa terang benderang. ”Ini penegakan hukum ini untuk perbaikan bersama,” papar polisi dengan tiga melati di pundak tersebut. (idr/wan/gil/nap/ham)

Sumber: