Farewell Liliyana Natsir, Akhir Perjalanan 17 Tahun
''Kekalahan itu tidak memalukan. Yang memalukan adalah menyerah!' AKHIRNYA hari itu datang juga. Hari ketika Liliyana Natsir mengakhiri karier sebagai pemain bulu tangkis. ''Pesta'' perpisahan yang digelar PP PBSI dan PB Djarum berlangsung sangat meriah dan mengharukan. Sukses bikin Istora Gelora Bung Karno, Senayan, banjir air mata. Butet, demikian perempuan 33 tahun itu akrab disapa, masuk ke arena ditemani 17 pemain muda. Di antaranya Pitha Haningtyas Mentari dan Rinov Rivaldy, pasangan ganda campuran masa depan pelatnas. Itu menandai 17 tahun perjalanan karir Butet di level internasional. Dia sempat menitikkan air mata melihat video montase penampilannya di berbagai turnamen. Juga testimoni dari orang-orang terdekatnya. Seperti Richard Mainaky, Nova Widianto, sampai Vita Marissa. ''Hari ini, Minggu, 27 Januari 2019, saya menyatakan untuk pensiun menjadi atlet profesional bulu tangkis,'' kata Butet. Sontak teriakan histeris menggema. Banyak yang tidak rela. Meski rencana pensiun ini sudah diungkapkan sejak tahun lalu, publik masih merasa tidak siap ditinggalkan pasangan Tontowi Ahmad itu. ''Butet! I love you!'' Salah seorang penonton berteriak lantang dari tribun. Butet, yang sudah hendak bicara, menahannya suaranya. Dengan mata berkaca-kaca, dia melambai ke arah tribun. Memang, sudah tidak terhitung berapa kali Butet mengibarkan Merah Putih di kancah internasional. Hat-trick gelar All England pernah disabetnya, mulai 2012, 2013, dan 2014. Dia juga sudah mengantongi empat gelar juara dunia. Namun, puncak prestasinya tentu diraih tiga tahun lalu. Ketika dia bersama Owi meraih emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro. ''Sampai sekarang peristiwa emas Olimpiade jadi momen favorit saya selama menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga,'' kata Menpora Imam Nahrawi yang menghadiri farewell Butet. Kemarin, Butet tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah menemani dan mendukungnya selama 17 tahun. Semua momen suka duka tidak akan dilupakannya. Dia menyebut pelatnas Cipayung sebagai rumah keduanya, dan semua orang di sana adalah keluarganya. ''Saya tidak menyesal menjadi atlet bulu tangkis,'' ucap Butet. ''Dunia inilah yang membesarkan nama saya. Dunia ini juga yang telah membuat saya memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara,'' tutur dia. Suaranya terbata-bata karena menahan isak tangis. Sebelum turun dari podium, Butet berpesan kepada para juniornya untuk tak berhenti berjuang. ''Kekalahan itu tidak memalukan. Yang memalukan adalah menyerah!'' (feb/na)
Sumber: