Remaja Korsel Bersih-bersih Madrasah

Remaja Korsel Bersih-bersih Madrasah

PAMULANG-Puluhan anggota palang merah remaja (PMR) dari Korea Selatan menggelar kegiatan bakti sosial di Madrasah Ibtidaiyah Al Wardah, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (14/1). Sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan remaja itu disambut dengan tarian tradisional dari siswa-siswi sekolah dasar. Setelah itu, mereka mulai memasuki kegiatan inti untuk melaksanakan bakti sosial di sekolah tersebut. Beberapa di antaranya mulai mengambil peralatan untuk membersihkan kaca, sampai mengecat tembok sekolah. Tampak juga remaja Korea Selatan lainnya membuat biopori di halaman sekolah, sedangkan belasan di antaranya berada di ruangan di lantai dua berinteraksi dengan siswa sekolah dasar untuk face painting atau seni melukis wajah dan mengajarkan berkreasi dengan medium balon. Dengan seragam oranye dan putih, mereka tampak bersemangat melakukan kegiatan-kegiatan sosial itu. "Yang saya lakukan di sini untuk membahagiakan anak-anak di sini, kami tadi memberikan pelajaran cara membuat balon seperti pedang dan face painting," ungkap seorang PMR Korea Selatan, Lee Hye Min kepada Warta Kota. Lee Hye Min juga mengaku, senyum dan tawa dari anak-anak dapat menjadi semangat bagi mereka meskipun berada di Indonesia yang memiliki iklim tropis. "Biarpun udaranya panas sehingga membuat kami cepat lelah, namun kami bahagia melihat suara tawa dan wajah anak-anak yang sedang tersenyum," ujar Lee Hye Min. Sekretaris PMI Tangsel, Adji Ekawarman menerangkan, bakti sosial yang dilaksanakan di Al Wardah Pondok Cabe adalah pertimbangan dari pihaknya. "Dari kita pertimbangannya sekolah yang perlu dikerjakan, dan di sini sudah ada PMR nya, jadi melibatkan PMR setempat juga," terangnya di lokasi. Kegiatan Bakti Sosial yang didukung oleh Samsung ini sudah berlangsung sekitar satu minggu di beberapa sekolah di Tangerang Selatan. Berdasarkan jadwal, mereka akan kembali ke negara asalnya pada Selasa, 15 Januari 2019 malam. Sebelumnya diberitakan, sebanyak 50 anggota Palang Merah Remaja (PMR) Korea Selatan berkunjung ke Kota Tangsel, 10 sampai 13 Januari. Mereka datang untuk melaksanakan bakti sosial atau voluntary service dan pertukaran budaya bersama PMI Tangsel di 7 sekolah yang telah disiapkan. Rombongan dipimpin Dosen Besar Universitas Daejon, Park Chanin dan diterima Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany di Ruang Blandongan, Balai Kota, Kamis (10/1). Dalam sambutannya Airin mengucapkan selamat datang kepada rombongan. "Kita sudah banyak melakukan kerja sama dengan Kota Daejon dan ini merupakan kerja sama luar biasa," ujarnya, Kamis (10/1). Airin berharap hubungan Korea Selatan dan Kota Tangsel semakin erat dan salah satunya meningkatkan kerjasam dibidang palang merah. "Mudah-mudahan kami bisa berikan kesan dan pengalaman yang baik bagi PMR Korea Selatan," tambahnya. Sementara itu, Ketua Rombongan PMR Korea Selatan, Park Chanin mengatakan, sudah lima kali datang ke Indonesia lantaran punya teman dan sudah terbiasa dengan masyarakat Indonesia. "Saya merasa kota ini sangat mirip dengan kota saya di Daejon dan senang kesini," uajrnya. Park Chanin menambahkan, ia datang bersama murid-murid sebagai bantuan kecil kepada Tangsel. Namun, yang penting adalah penerus bangsa Korea dan Indoneaia bisa bertemu dan berbagi ilmu. "Saya berharap pemuda Indonesia dan Korea Selatan bisa berjabat tangan dan melangkah di internasioal dan berkembang lagi," jelasnya. Di tempat yang sama, Ketua PMI Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah mengatakan, kunjungan tersebut merupakan inflementasi kerjasama antara Tangsel dengan Kota Daejon. "Ada 7 sekolah penerima manfaat dari Pemerintah Korea Selatan, yakni SDN Lengkong Gudang, MI Raudatul Irfan, MTS Raudatul Irfan, MI Al-Hairiah, SMP Islam Al-Hairiah, MI Al-Wardah dan MI Al-Huda," ujarnya. Tatu menambahkan, kebijakan PMI Banten terhadap pembinaan relawan terus mengikuti perkembangan zaman. Anggota PMR harus terus ditingkatkan pembinaan dalam beragam metode. Saat ini tercatat ada 17.470 anggota PMR di Banten yang tersebar di 8 kabupaten/kota. Selain pembinaam PMI harus mampu membuat evaluasi dalam pengembangan PMR saat ini. Dalam catatan sistem informasi manajemen PMI di Tangsel tercatat per Oktober 2018 terdapat 325 sekolah dan baru 73 yang punya anggota PMR. "Dari data ini saya ajak PMI Tangsel untuk tingkatkan anggota PMR melalui pendekatan inovatif, kreatif dan lainnya," tambahnya. Masih menurutnya, keberadaan PMI di dalam adanya PMR sangat dibutuhkan pemerintah dalam membantu bencana alam dan donor darah untuk disosialisasikan kepada masyarakat. "Kegiatan palang merah adalah lintas dunia dan kita adalah saudara. Kalau di Korea Selatan ada bencana kita siap membantu," jelasnya. Sementara itu, perwakilan dari PMI Pusat Muhammad Fuad mengatakan, berkaitan dengan kunjungan tersebut untuk PMI Banten dan Tangsel dan kerjasama tersebut telah dilakukan sejak 2008 atas kerjama PMI dan PM Korsel dengan dibawah payung hukum bulan sabit merah. "2008 sudah kerjasama dengan Jawa Tengah, Yogjakarta, Jawa Barat dan Jakarta. 2016 di Bogor dan Bekasi, dan terakhir di Tangsel," ujarnya. Fuad menambahkan, Kota Tangsel merupakan satu dari 500 kabupaten/kota di Indonesia dari 34 provinsi dan 17.000 kepulauan di Indonesia. "Ini cukup besar dan mudah-mudahan PMR Korsel bisa datang dan belajar di kabupaten kota lain di Indonesia. Dan saya berharap ada pertukaran remaja internasional karena kita bersaudara," tuturnya. (war/bud)

Sumber: