Ratusan Lapak PKL Dibongkar

Ratusan Lapak PKL Dibongkar

MAUK – Sejumlah personil trantib dan linmas Kelurahan Mauk Timur membongkar bangunan non permanen milik para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Raya Raden Mahmud dan RE. Martadinata, Kelurahan Mauk Timur, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, kemarin. Pembongkaran ini, bertujuan untuk merelokasi ratusan PKL di pinggir jalan ke Gedung Pasar Baru Mauk. Sebelum melakukan pembongkaran, para pedagang sudah diberikan sosialisasi pemindahan. Dengan begitu, proses pembongkaran bangunan non permanen tanpa kendala. Bahkan, sebagian PKL membongkar lapak dagangan mereka secara mandiri. Saat ini, para pedagang sudah mengisi lapak mereka masing-masing di Pasar Baru Mauk. Pelaksana tugas (Plt) Lurah Mauk Timur Khalid Mawardi menjelaskan, tercatat sebanyak 414 pedagang dipindahkan ke Gedung Pasar Baru Mauk. Para pedagang menempati lapak mereka masing-masing sesuai dengan hasil undian lapak pada beberapa hari lalu. “Kamis malam, kami bersama para pedagang mengikuti pengajian di Pasar Baru Mauk. Hari berikutnya, kami mulai melakukan pembongkaran bangunan non permanen. Saat ini, sebagian mereka sudah mengisi lapak-lapak yang sudah tersedia,” kata Khalid, kepada Tangerang Ekspres, Minggu (13/1). Di Pasar Baru Mauk ini, ia memaparkan, ada 51 kios, 64 lapak depan kios, 27 lapak kuliner, 321 lapak kering, 90 lapak basah dan lapak unggas. Selain itu, tersedia sarana ibadah (Musola), lahan parkir dan toilet. “Semoga para pedagang dapat mengais rezeki dengan nyaman di tempat baru ini. Kemudian, pembeli dapat nyaman dan mudah mencari kebutuhan sehari-hari,” harapnya. Sulaiman, pedagang mainan anak-anak mengatakan, dia merasa lebih nyaman menempati lapak di Gedung Pasar Baru Mauk. Sebab, lapak berada di dalam gedung baru. Lalu, dia tidak khawatir keujanan kembali. “Omzet dagang mainan di pinggir jalan, biasa saya dapat Rp200 ribu sampai Rp500 per hari. Saat ini, omzet baru sampai Rp300 saja. Tapi, Insya Allah kalau langganan sudah tahu saya pindah kesini, maka omzet kembali normal,” kata Sulaiman, sambil melayani pembelinya. Sri Mulyati, pedagang sembako mengakui Gedung Pasar Baru Mauk lebih nyaman untuk berdagang karena adem, tidak keujanan dan tidak becek. Bahkan, walaupun baru menempati lapak selama dua hari, menurutnya, omzet miliknya tetap antara Rp3 sampai Rp5 juta per hari. “Kami berterima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan tempat berdagang yang lebih baik dan resmi,” ucapnya. Roy Subur Faisal, pedagang ikan mengatakan dia bersyukur omzet miliknya semakin meningkat setelah pindah ke Gedung Pasa Baru Mauk. Biasa, menurutnya, paling tinggi omzet miliknya senilai Rp5 juta per hari. “Sekarang, omzet saya bisa lebih dari Rp5 juta lebih per hari, setelah jualan di Gedung Pasar Baru Mauk,” kata Faisal, pedagang yang sudah menjual ikan sejak 2007 lalu. Habibah, seorang pembeli mengatakan, sekarang dia mudah mencari barang belanjaan di Gedung Pasar Baru Mauk karena keberadaan pedagang teratur. Selain itu, tempat belanja lebih nyaman di bandingkan belanja di pinggir jalan. “Sekarang, tempat pedagang lebih teratur. Jadi, saya mudah cari-cari yang ingin dibeli. Lalu, tempatnya juga lebih nyaman dibandingkan sebelumnya di pinggir jalan,” kata Habibah, warga Desa Rajeg, Kecamatan Rajeg. (mg-2/mas)

Sumber: