Wujudkan PLTSa, Korsel Uji Sampel Sampah

Wujudkan PLTSa, Korsel Uji Sampel Sampah

CIPUTAT-Untuk mempercepat penanganan sampah di TPA Cipeucang yanga akan dijadikan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), perwakilan dari Korea Selatan mendatangi TPS3R di Kota Tangsel. Kepala Bidang Persampahan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Wisman Syah mengatakan, perwakilan Korea datang ke TPS3R di Perumahan Batan, Setu dan di Reni Jaya Pamulang. "Mereka datang untuk melakukan survei komposisi sampah atau OBC, serta mengambil beberapa contoh sampah dan akan diperiksa di Laboratorium di Korea," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (9/1). Wisman menambahkan, ada empat orang yang turun melakukan survei. Sampah dilihat dan dipisah untuk diketahui timbunan sampah apa saja yang dihasilkan oleh rumah tangga tiap bulannya. "Sampah yang diambil sebagai contoh misalnya, bekas pembalut wanita, kulit rambutan dan lainnya," tambahnya. Masih menurutnya, untuk sampah yang berasal dari hotel, pasar, maupun restoran jenis dan jumlahnya sudah bisa diketahui sehingga tidak perlu diambil contoh sampahnya. Terkait percepatan penyelesaian OBC, DLH juga sedang mempersiapkan dokumen yang diperlukan, mulai dari izin amdal market sounding dan lainnya. "Dokumen yang pertama keluar adalah prastudi (OBC) sebagai pendahulu. OBC ini yang mengeluarkan Korea. Saat ini masi studi awal dan nanti ada final fisibility study," jelasnya. Sambil menunggu dokumen OBC keluar, DLH mempersiapkan diri secara internal. Sesuai rencana, TPS Cipeucang setelah disulap menjadi PLTSa nantinya diharap bisa mengahasilkan 13 mega watt listrik dan nantinya akan dibeli ke PLN dan mereka yang akan menjual listrik ke masyarakat. Wisman menjelaskan, untuk sampah yang saat ini ada di TPA Cipeucang nantinya juga akan diolah menjadi PLTSa. Kedepan sampah akan dipilah antara organik dan non organik. Menurutnya, sampah organik memiliki daya bakar rendah, sehingga akan dibuang di TPA Nambo di Kabupaten Bogor. Sedangkan sampah non organik akan dibawa ke TPA Cipeucang lantaran memiliki daya kalori tinggi. "Tapi tidak semua sampah non organik diolah menjadi PLTSa tapi, dipilah mana yang masih memiliki nilai ekonomi," tuturnya. Sementara itu, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, Tangsel masuk dalam 12 kota di Indonesia yang akan dipakai sebagai percontohan dalam pengelolaan sampah berbasis PLTSa. "Pembangunan PLTSa ini uai dengan Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 35 tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan," ujarnya. Menurut Airin, saat ini Kores sedang mengerjakan PLTSa di Kota Makasar. Bila OBC selesai akhir Februari atau awal Maret maka akan ada dokumen lelang. Sehingga percepatan lelang bisa lebih cepat dan segera bisa lakukan proses lelang. "Setelah OBC selesai maka pihak Korea akan memaparkan hasilnyua dan diketahui berapa anggaran yang diperlukan," tuturnya. Sebelumnya, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Selasa (8/1) dipanggil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan untuk membahas tentang penanggulangan sampah Cipeucang yang akan dijadikan PLTSa. PLTSa tersebut akan dibangun di TPA Cipeucang diluas lahan 13,6 hektare. Pasalnya produksi sampah yang masuk ke TPA Cipeucang 250 ton per hari. Dengan jumlah penduduk dan produksi sampah yang banyak per harinya, sudah layak dibangun PLTSa di TPA Cipeucang. (bud)

Sumber: