Tottenham Hotspur vs Chelsea (1-0), Michael Oli-VAR Pemenangnya
Michael Oliver tidak seperti delapan bulan lalu di Wembley Stadium, London, Di final Piala FA saat itu Oliver sukses memimpin final pertama dengan teknologi Video Assistant Referee (VAR) di tanah Inggris. Chelsea mengalahkan Manchester United melalui gol dari titik penalti Eden Hazard. Dengan rekomendasi VAR, Oliver menganulir gol penyeimbang United yang diciptakan Alexis Sanchez. Nah, pada leg pertama semifinal Piala Liga di tempat yang sama kemarin WIB (9/1), Oliver malah melakukan kesalahan dengan VAR dan berbuntut dengan kekalahan tipis 0-1 The Blues atas Tottenham Hotspur. Penalti Harry Kane saat menit ke-26 menjadi satu-satunya gol penentu kemenangan The Lilywhites. Penalti itu pulalah yang dianggap sebagai kesalahan Oliver. Tercatat, ada dua aspek keputusan Oliver yang jadi sorotan. Pertama, apakah Kane dalam posisi offside. Kedua, apakah kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga benar-benar melanggar Hurrikane dan layak dihadiahi penalti. "Dari gambar kamera kami, Kane memang offside, jelas offside," kecam pelatih Chelsea, Maurizio Sarri dalam situs resmi klub. Sarri mengaku tak tahu posisi kamera VAR di Wembley. "Mungkin kamera VAR di dalam posisi yang berbeda, kalau dari kamera kami ya jelas offside," lanjut Sarri. "Tapi itu bukan hal yang paling penting, saya pikir yang terpenting justru kenapa asisten wasit menghentikan larinya (sebelum Kepa menjatuhkan Kane), dia tidak mengikuti bola. Bagi pemain (Chelsea) di lapangan mereka tahu kalau itu offside. Dia (Simon Bennett, asisten wasit) tak mengikuti arah bola," kritik mantan allenatore Napoli itu. Mark Clattenburg, mantan wasit senior Premier League, menyebut kesalahan bukan dari VAR. Melainkan dari Bennett dan Oliver. Bennett mengangkat bendera tanda offside. Tetapi itu tidak dilihat Oliver sehingga tetap menganggap play on. Setelah itu barulah terjadi pelanggaran kepada Kane. "Penalti itu sudah tepat," tutur Clattenburg yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Perwasitan di Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) dalam kolomnya di Daily Mail. Makanya, Sarri dalam wawancaranya dengan Sky Sports juga mempertanyakan kesiapan wasit-wasit dalam jajaran Federasi Sepak Bola Inggris (FA) menggunakan VAR. Terlebih debut VAR di Premier League sudah dimulai musim depan. "Saat ini, saya pikir wasit-wasit di Inggris belum mampu menggunakan sistem ini," sebut allenatore 59 tahun itu. "Mereka harus mempelajari kembali sistem ini. Di Premier League, VAR belum dipakai. Tapi, sudah dipakai di Piala Liga dan Piala FA. Tentu saja aneh. Sungguh ini aneh bagi pemain, kami (pelatih) dan wasit juga," tambahnya. Sementara Kane saat wawancara di program Match of The Day BBC Sport pun tak berpikir dia sudah terjebak offside. "Patokan saya dalam bermain adalah peluit wasit. (Karena tak ada peluit berbunyi) Saya terus berlari dan itu (pelanggaran Kepa) jelas-jelas layak berbuah penalti. Offside atau tidak, itu saya tak tahu pasti. VAR harusnya bisa jadi alasan, dan saya yakin teknologi ini bakal memberi visual yang tepat," ungkap top scorer Premier League 2015-2016 dan 2016-2017 itu. Dengan satu gol kemenangan di kandang sendiri, maka Kane dkk cuma butuh imbang di Stamford Bridge dalam leg kedua, 22 Januari mendatang. Meski begitu, pelatih Spurs Mauricio Pochettino berharap VAR tidak lagi berbuat kekacauan seperti pada leg pertama kemarin. "Saya harap bisa lebih baik, masih ada waktu. Sepak bola harus adil. Hari ini (kemarin) keputusannya bagus untuk Spurs, meski harus menunggu lima menit. Siapa tahu berikutnya berbeda," ungkap Poche, dikutip London Evening Standard. Apakah Poche menentang pemakaian VAR? Tidak. "Saya pro dengan teknologi. Karena, Anda tidak bisa menghentikan evolusi tapi kami sudah menunggu terlalu lama. Tak jelas aturan di balik itu. Kami masih memiliki enam bulan (sebelum Premier League 2019-2020) agar dapat memperbaiki sistem ini dan banyak pekerjaan rumah di depan," tutur Poche. (jpg/apw)
Sumber: