Puspo Budoyo Eksis di Kancah Internasional
CIPUTAT-Seiring berjalannya waktu budaya Indonesia mulai banyak dilupakan. Masuknya budaya asing ke Indonesia, menambah memudarnya budaya nusantara. Namun, hal tersebut tidak membuat Rumah Budaya Nusantar (Puspo Budoyo) kehilangan semagat untuk terus melestarikan budaya nusantara. Sanggar kesenian yang terletak di Jalan Elang Raya No 1, Sawah Lama, Ciputat, Tangsel ini terus eksis mengembangkan seni dan budaya Nusantara. Berkat ketekunannya, eskistensi Puspo Budoyo kini, tak hanya di Indonesia. Melainkan mampu menembus kancah internasional. Lies Luluk, pemilik Rumah Puspo mengatakan, rumah budaya yang ia dirikan pada 2003 itu telah banyak menuai prestasi di Indonesia. Hal ini membuat Puspo Budoyo mulai dilirik pihak luar negeri. “Saya mendirikan rumah budaya ini untuk melestarikan dan mengeksplorasi kebudayaan Indonesia agar lebih diminati dan dikenal oleh dunia," ujarnya, Minggu (6/1). Wanita yang akrab disapa Luluk itu menambahkan, banyak pencapaian yang telah didapat oleh rumah budaya yang ia bangun bersama suaminya itu. “Sampai saat ini kami telah membangun banyak relasi dengan negara di Asia dan Eropa dan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan seni nusantara melalui pertukaran pelajar ataupun pagelaran seni,” tambahnya. Selain menggelar pagelaran seni dan teater wayang orang di Indonesia, Rumah Puspo juga telah sukses mengikuti banyak festival di mancanegara selama 2007. Seperti festival Folklore di Schagen Belanda, festival Folklore di Valencia Spanyol, Pagelaran Indonesia Night yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yunani dan masih banyak lagi. Selama ini Puspo Budoyo eksis dalam membina generasi muda dalam berbagai seni tari dan budaya. Mulai dari pengembangan tari piring, asal Padang. Tari Saman asal Aceh hingga pagelaran wayang orang. Cindy, salah satu penari mengatakan, sering mengikuti festival yang diadakan di luar negeri. Saat ini, ia baru saja pulang dari Beijing, China untuk mengikuti festival Pesona Indonesia. “Kalo di Indonesia yang paling berkesan pas jadi penari dipembukaan Asian Games, dan kemarin tanggal 28 desembser 2018 baru pulang juga dari Beijing untuk ikut festival di sana," ujar pelajar kelas dua SMA itu. Wanita berkacamata itu menambahkan, dirinya menyukai seni tari sejak SD dan mulai menekuni seni tari sejak saat itu. “Saya akan terus mengembangkan seni tari tradisional sampai go internasional," tambanya. Rumah Puspo sendiri dibangun tak hanya untuk pagelaran seni tari. Namun, juga difungsikan sebagai tempat wedding, familly gathring dan nantinya akan dibangun penginapan turis asing serta musium seni tari nusantara dan alat-alat musik tradisional di dalamnya. (mg-4).
Sumber: