Jelang Pemilu Serentak 2019, Tokoh Agama Harus Sejukkan Umat

Jumat 30-11-2018,06:36 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PAMULANG-Jelang Pemilu Serentak 2019, tokoh agama dan masyarakat diajak mampu menyejukkan warga. Sehingga, kondusivitas bisa tercipta dalam perhelatan demokrasi nasional lima tahunan itu. Hal ini, disampaikan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangsel saat menggelar pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel, di Gedung Lintang Bakti, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Kamis (29/11). Kepala Kesbangpol Kota Tangsel Azhar Syam'un Rakhmansyah mengatakan, salah satu tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mengajak masyarakat supaya ikut menyukseskan pemilu mendatang. "Termasuk menjaga keharmonisan antar umat beragama," ujarnya, kepada Tangerang Ekspres, Kamis (29/11). Azhar menambahkan, jelang pemilu biasanya muncul sentimen latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Di dalam unsur SARA ada agamanya, jadi sering ada pemberitan di sosial media (sosmed) yang berkaitan dengan isu-isu SARA, terutama sentimen agama dan itu dikaitkan dengan pesta demokrasi. Dengan pertemuan tersebut, ia berharap tokoh lintas agama melalui agamanya masing-masing bisa menyejukkan umatnya. "Boleh memilih dan terlibat aktif di kegiatan pemilu, itu memang keharusan. Tapi, kalau ada hal-hal yang sifatnya provokatif yang berbasis agama agar bisa meredamnya," tambahnya. Masih menurut Azhar, bila ada berita yang beredar di medsos terkait SARA, jangan langsung dipercaya dan disebarluarkan. Namun, harus dicek dulu kebenarannya. Jangan sampai pemberitaan yang tidak benar dikirim dan bisa menjadi potensi konflik. "Bagi yang muslim, bisa melalui pengajian, khotbah Jumat untuk mengajak kerukunan umat beragama. Sehingga, eskalasi politik ini walaupun meningkat, tapi kondisi masyarakat tetap terjaga kerukunan dan ketentramannya," jelasnya. Mantan Kepala Satpol PP Kota Tangsel tersebut menuturkan, tokoh agama mendukung secara pribadi terhadap pasangan atau calon tertentu diperbolehkan. Tapi, jangan dipolitisir unsur agamnya. Apalagi mengeblok agama tertentu untuk mendukung calon tertentu itu tidak boleh. "Juga tidak boleh menjelekkan peserta pemilu," tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa pada Kesbangpol Kota Tangsel Tubagus Suradi mengatakan, masyarakat Kota Tangsel terdiri dari beragam penganut agama, yakni Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Khonghucu. Sehingga perlu adanya pengelolaan perbedaan dikalangan umat beragama untuk memelihara kesinambungan antar-kepentingan kelompok, nasional dan kebijakan. "Serta strategi untuk menciptakan dan memelihara FKUB untuk mewujudkan masyarakat Tangsel yang aman dan sejahtera," ujarnya. Suradi menambahkan, peran aktif tokoh agama dalam menjaga dan menciptakan keharmoniasa kehidupan bermasyarakat di Tangsel ia mengimbau kepada warga agar menjaga kerukunan antar umar beragama. "Apapun pilihan kita, perdamaina dan kerukunan tetao nomor satu. Bagaimanapun agama, pendapat, warna kulit namun, kita tetap bersaudara," jelasnya. (bud/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait