TANGERANG - Para pegawai di Puspem Kota Tangerang, Jumat (19/10) dikagetkan dengan bunyi sirine menyusul adanya gempa. Seketika para pegawai pun panik mencari tempat berlindung yang aman.
Tak terkecuali walikota Arief R Wismansyah yang sedang memimpin rapat dengan seluruh kepala dinas. Seluruh peserta rapat berlindung di bawah meja sambil meletakkan tangan di bagian kepala serta leher.
Satu menit berjalan, saat situasi sudah dinyatakan aman, petugas keamanan mengarahkan walikota beserta kepala dinas untuk bergegas turun dan berkumpul di titik kumpul. Begitu pun dengan para pegawai yang berada di tiap-tiap lantai, mereka bergegas turun dengan melewati jalur evakuasi sesuai arahan petugas. Diantara mereka ada pula yang ikut membantu rekannya yang rentan seperti ibu hamil dan difabel.
Kemudian terdengar suara ledakan akibat konsleting listrik yang memicu terjadinya kebakaran dari lantai lima. Petugas BPBD dan PMI yang tiba di lokasi, langsung sigap mengeluarkan peralatan untuk memadamkan api ditambah gedung pemkot yang memang sudah dilengkapi peralatan memadai sehingga siap dengan bencana yang mungkin terjadi, membuat evakuasi dan penyelamatan pegawai yang masih terjebak di dalam gedung dapat berjalan dengan cepat dan tepat.
Ternyata ini semua adalah simulasi bencana yang dilakukan BPBD Kota Tangerang bersama dengan PMI Kota Tangerang. Walikota mengatakan simulasi ini bertujuan untuk mengedukasi pegawai-pegawai dalam mengantisipasi bencana khususnya gempa bumi dan kebakaran.
"Pemerintah Kota Tangerang mencoba menggelar simulasi bencana, yang diikuti seluruh pegawai. Jadi kita bisa mengantisipasi bila terjadi gempa kebakaran atau bencana lainnya," jelas Arief.
Sebelum melakukan simulasi ini, Arief mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD, PMI, aparat keamanan, dan unsur lain sehingga simulasi ini tampak seperti kejadian yang sebenarnya.
"Namanya musibah kita gak ada yang tau, tapi tidak perlu khawatir yang penting kita sudah punya pengetahuan untuk mengantisipasinya," tambah Arief.
Ia juga tak lupa mengingatkan masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan informasi-informasi bencana hoax yang sifatnya menimbulkan keresahan dan kerawanan ditengah-tengah masyarakat.
"Makanya kita terus berkoordinasi juga dengan BMKG, jangan asal share tapi di cross check juga sumbernya," tegas Arief.
Kesiapan dan kesigapan petugas BPBD dan PMI yang terlibat juga mendapat apresiasi dari Arief, ia menilai petugas sudah berhasil melakukan tugasnya dan sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
"Kesigapan ini harus terus terjaga, karena saat terjadi bencana fokusnya bukan hanya satu gedung tapi juga objek-objek vital seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan ruang tempat berkumpul masyarakat," tukasnya. (hms)