LEBAK – Gempa bumi bermagnitudo 5,2 pada skala Richter mengguncang wilayah Lebak, Banten pada Minggu dinihari. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam laman resminya, menyebutkan, gempa bumi terjadi sekitar pukul 02.38 WIB. Pusat gempa terjadi di 9.00 derajad Lintang Selatan dan 105.26 derajad Bujur Timur atau 292 kilometer barat daya Lebak, Banten dengan kedalaman 10 kilometer. BMKG mengimbau masyarakat tidak khawatir karena gempa itu tidak berpotensi tsunami. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten meminta masyarakat yang berada di pesisir pantai selatan Lebak untuk terus membudayakan kewaspadaan akan terjadinya bencana. Meski gempa yang menggucang wilayah selatan Lebak berkekuatan 5,2 SR yang terjadi semalam, Minggu (14/10) pukul 02.38 WIB tidak berpotensi tsunami. Kepala BPBD Kabupaten Lebak Kafrawi mengatakan, gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah selatan Kabupaten Lebak dengan pusat gempa pada titik 7.40 LS,105 BT, pada 98 KM barat daya Lebak, dengan kedalaman pusat gempa 10 KM yang terjadi Minggu (14/10) dinihari, tidak berpotensi terjadinya tsunami. “Masyarakat harus tetap tenang dan selalu membudayakan waspada kebencanaan, meski gempa semalam tidak berpotensi tsunami,” ujar Kafrawi seperti dikutip INDOPOS, Minggu (14/10). Menurut Kafrawi, wilayah Kabupaten Lebak selatan rawan terjadi gempa dan tsunami, sehingga minggu depan akan dipasang Buoy atau alat pedeteksi tsunami di Blok Cimandiri,Kecamatan Panggarangan oleh Universitas Indonesia (UI), sebagai antisipasi dini jatuhnya korban jiwa dalam bencana. “Minggu ini akan dipasangan alat pedeteksi gempa dan tsunami oleh UI di Blok Cimandiri,Kecamatan Panggaranagan, agar masyarakat mendapatkan peringatan dini akan datangnya bencana,” cetusnya Pemasangan alat pendeteksi tersebut kata Kaprawi, bertujuan untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa ketika bencana gempa dan tsunami melanda Lebak. “Alhamdulilah masyarakat sudah paham mengenai tata cara tanggap darurat. Terbukti,tadi malam ada gempa dengan kekuatan 5,2 saja, mereka langsung mengevakuasi diri masing-masing dan mengungsi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya. Menurut Kafrawi, pemasangan alat pendeteksi tsunami tersebut berdasarkan hasil pengkajian ahli geologi terhadap sesar Cimandiri yang menjadi titik temu lempeng Australia dan Selat Sunda yang akan berpotensi adanya guncangan besar dan berpotensi terjadinya tsunami di Lebak selatan. Sejumlah warga yang bermukim di pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak, seperti di Kecamatan Malingping, Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah mengaku merasakan adanya getaran gempa meski tidak berlangsung lama. Bahkan warga langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri karena takut datangnya tsunami.”Saya dan keluarga sempat keluar dari rumah lari ke lapangan bola, karena takut terjadinya tsunami seperti di Palu,” ujar Mat Matin (35),warga Desa Cilangkahan,Kecamatan Malingping. Camat Bayah Suyanto mengaku, dirinya merasakan adanya getaran gempa yang mengguncang wilayah selatan Kabupaten Lebak. ”Memang gempa semalam sempat mengagetkan warga,namun karena berskala kecil saya minta masyarakat tidaka panik dan kembali ke kediaman mereka masing masing,” terang Camat. (FIN/yas)
BMKG: Gempa 5,2 SR Guncang Lebak
Senin 15-10-2018,04:01 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :