Jamin Menu Jemaah Haji, Latih Chef Khusus

Kamis 19-07-2018,05:40 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

MADINAH – Kementerian agama (kemenag) menjamin menu makan para jemaah haji selama di Arab Saudi. Kemarin Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memantau salah satu dapur yang dipercaya menangani konsumsi jamaah di Madinah. Lokasi yang didatangi adalah dapur milik perusahaan katering Al Ahmadi. Di sana tampak puluhan karyawan sibuk mengepak menu makan siang jemaah. Kabid Katering PPIH Arab Saudi Ahmad Abdullah menjelaskan, ada 15 perusahaan katering yang mendapat tugas menyediakan makan untuk para jemaah. Masing-masing perusahaan mendapat kuota berbeda. Paling sedikit 11 ribu jemaah dan paling banyak 20 ribu jemaah. Pihak katering juga bertanggung jawab mendistribusikan makanan kepada para jemaah. Baik selama di Madinah maupun Mekkah. “Perusahaan itu rata-rata milik orang Arab. Tapi setiap perusahaan wajib punya chef dan tenaga distribusi orang Indonesia,” jelasnya. Pengawasan katering dilaksanakan rutin setiap hari. Mulai dari pengawasan di dapur, distribusi, hingga pasca konsumsi. “Kami akan memastikan agar menu yang disajikan benar-benar prima,” terangnya. Dia menjelaskan, perusahaan katering wajib menyajikan menu yang memiliki cita rasa Indonesia. Karena itu, semua juru masak dilatih dan mendapat sertifikasi khusus. Tujuannya agar menu yang disajikan bisa seragam. “Misalnya, potongan dagung dan ikan harus sama besar,” jelasnya. Agar rasa nusantara benar-benar terasa, kemenag sebenarnya berharap agar bumbu makan didatangkan dari Indonesia. Misalnya kecap, sambal, teh, dan kopi. Namun, harapan itu sulit terealisasi. Sebab, tidak semua bumbu bisa didatangkan dari Indonesia. Kecap misalnya. “Sampai sekarang kecap belum 100 persen bisa dibeli oleh perusahaan katering. Kopi dan teh juga sangat terbatas ketersediaannya,” katanya. Untuk mengatasi kendala tersebut, pihaknya bekerja sama dengan konsulat jenderal di Jeddah agar mensupport para importir Arab Saudi untuk lebih giat membeli produk-produk Indonesia. Hal itu, menurut dia, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang ingin agar ada value dari Arab Saudi yang kembali ke Indonesia. Penyediaan konsumsi untuk jemaah haji melibatkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Untuk perusahaan katering yang mendapat kuota 5 ribu jamaah saja, harus memiliki karyawan minimal 60 orang. “Itu minimal, standarnya 70 hingga 80 orang,’’ jelas Ahmad. Manajer Operasional Katering Al Ahmadi, Muhammad Hasyim Yahya menambahkan, perusahaannya mendapat kuota melayani 19 ribu jemaah. “Itu sekitar 342 ribu packs,’’ jelasnya. Dia juga mengakui sulitnya mendatangkan kecap Indonesia ke Arab Saudi. Pihaknya sudah berusaha mendatangkan kecap hitam tersebut. Namun, hingga kini kecap-kecap tersebut tertahan di pelabuhan. Pemerintah Arab Saudi belum mengizinkan kecap tersebut didistribusikan. “Barangnya (kecap, Red) sudah ada di Saudi, tapi tidak bisa keluar pelabuhan, sudah 4 bulan ini belum bisa keluar,” keluhnya. Meski demikian, dia mengatakan siap melayani konsumsi para jemaah sesuai menu yang ditetapkan. Hasyim mengatakan, perusahaannya sudah berpengalaman menangani menu haji, travel VVIP, dan jamaah umrah sejak 2004. “Kami juga biasa menangani konsumsi untuk restoran dan hotel-hotel bintang tiga hingga lima,” katanya. Khusus untuk melayani kebutuhan para jamaah haji, katering Al Ahmadi mengerahkan 160 karyawan. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Myanmar. “Untuk proses packing kami libatkan 51 orang,” katanya. (jpg/bha)

Tags :
Kategori :

Terkait