Sosialisasi Narkoba Masuk Sekolah

Rabu 27-06-2018,06:26 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT-Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangsel terus berupaya menumpas peredaran gelap Narkoba. Salah satunya dengan sosialisasi bahaya Narkoba ke sekolah. Cara ini dilakukan dengan memboyong mobil pameran Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaaran Gelap Narkoba (P4GN) ke sekolah. Tujuannya untuk menyosialisasikan bahaya narkotika kepada siswa. Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) pada BNN Kota Tangsel Sony Gunawan mengatakan, kerap mendatangi sekolah untuk sosialisasikan bahaya narkoba karena itu jadi program BNNK dan juga permintaan sekolah. "Kita rutin datangi dan diundang ke sekolah tingkat SMP dan SMA," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (26/6). Sony menambahkan, mobil pameran P4GN berisi jenis alat peraga narkotika, mulai dari jenis-jenis sampai bentuk narkotika serta dilengkapi dengan lima petugas. SMP dan SMA lebih dipilih karena siswa yang duduk di bangku itu jadi sasaran empuk pengedar. Usia SMP dan SMA adalah usia produktif dan mudah dipengaruhi oleh pengedar narkotika. "Makanya mereka harus dibekali ilmu yang benar supaya tidak mudah terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika," tambahnya. Petugas BNNK yang datang menjelaskan mengenai jenis, bentuk, bahaya atau efek yang ditimbulkan bila mengonsumsi narkotika. Masih menurutnya, peredaran narkotika di Tangsel cukup rawan karena, merupakan wilayah baru dan punya daya tarik sendiri bagi pengedar dan penggunanya. Selain itu, daya beli masyarakat juga tinggi, apalagi dengan harga mulai Rp 30 ribu sudah bisa beli narkotiba jenis tertentu. Untuk jenis narkotika yang banyak beredar di Tangsel adalah jenis sabu dan obat-obatan jenis G, yakni tramadol, eccimer, dumolid, trihex dan lainnya. "Obat jenis G itu efeknya sama dengan narkotika dan punya daya rusak ke otak sama dengan narkotika," ungkapnya. Pria berkacamata itu menjelaskan, untuk mendapatkan obat jenis G cukup gampang. Trennya ada yang dijual di warung rokok, ada yang jual pulsa juga sambil jual obat keras. BNNK Tangsel sendiri sejak 2014 pernah menangani tiga kasus obat keras. Yakni, dua orang masuk rumah sakit jiwa karena sudah alami kerusakan sel-sel syaraf serta tidak bisa sembuh tapi, pulih sebagian. "Satu orang lagi belum parah dan bisa ditangani dengan rawat jalan," tuturnya. Sementara itu, Kepala BNNK Tangsel AKBP Stince Djonso mengatakan, 26 Juni diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). "Saat hari H kita tidak memiliki acara khusus dan akan bergabung pada 12 Juli di tempat Balai Besar Rehabilitasi Narkotika di Lido, Sukabumi, Jawa Barat bersama Presiden Joko Widodo," ujarnya. Stince menambahkan, BNNK akan mengadakan pameran anti narkoba atau P4GN dikegiatan car free day (CFD) yang diadakan Pemkot Tangsel sebulan sekali. Akan ada stand pameran BNNK, kita akan bagikan brosur yang berisi anti narkoba, jenis-jenis narkotika dan penyampaikan informasi bahaya narkoba kepaada warga yang datang. "Kita juga akan mengadakan BNNK Tangsel Youth Festival yang akan diadakan sekitar Agustus. Acaranya mulai dari lomba modern dance, mewarnai dan lomba cuci tangan bagi siswa TK dan lainnya," tuturnya. (bud/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait