SETU-Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kerap dipandang sepele. Padahal, buku tersebut penting untuk menjaga tumbuh kembang anak. Dengan cara, memantau perkembangannya melalui catatan di buku KIA. Untuk mengajak warga memahami pentingnya keberadaan KIA, Walikota Airin Rachmi Diany terjun langsung ke masyarakat. Ia mendatangi sejumlah rumah warga yang memiliki bayi di bawah usia lima tahun (balita) dan menanyakan keberadaan KIA. Menurut Airin, apa yang dilakukannya sebagai bentuk tanggung jawabnya. Sebab, pemerintah mempunyai tugas untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian balita (AKB), angka kelahiran hidup dan angka kematian balita (AKBAL). Oleh sebab itu, untuk mencapai keberhasilan tersebut perlu kerja sama dan peran serta aktif lintas sektor. Mulai dari lintas program, profesi, akademisi, masyarakat, keluarga, lembaga swadaya masyarakat serta swasta. Selain itu, Airin juga mengumpulkan lintas sektor untuk memberikan orientasi pemanfaatan buku KIA di Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Kecamatan Setu, Selasa (20/3). "Kita tidak ingin menyumbangkan kematian ibu selama masa kehamilan, bersalin dan nifas. Yang diakibatkan oleh hal-hal yang bisa kita hindari, yaitu dalam pelayanan kesehatan baik di tingkat dasar maupun rujukan," ujar Airin. Dalam hal ini, salah satu program penunjang pemkot dalam pelaksaan tertib buku KIA adalah Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Ini merupakan bentuk peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan ibu dan anak. “Keberhasilan penerapan P4K sebagai salah satu alat untuk meningkatkan cakupan pelayanan KIA. Dalam hal ini, tidak terlepas dari peran para pihak terkait dengan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir dan anak balita. Makanya bagi ibu-ibu yang tengah memngandung dan memiliki balita diharapkan bisa memanfaatkan buku KIA dengan baik,” ujarnya. Saat ini buku KIA dan penggunaan stiker perencanaan P4K sudah dipakai di 34 Provinsi. Namun disayangkan, menurut Airin belum semua petugas kesehatan terampil dalam memanfaatkan buku KIA dan memiliki kepatuhan dalam pengisiannya. “Masih diperlukan peningkatan pemahaman untuk lebih mengoptimalkan penggunaan buku KIA dan stiker P4K oleh pelayanan dan masyarakat di Tangsel. Agar tercipta keluarga sehat,” kata Airin. Selain itu, lanjutnya pemeriksaan kesehtan ibu hamil dengan menggunakan buku KIA juga merupakan salah satu tolak ukur pelayanan KIA yang berkualitas. Dalam upaya ini diperlukan peran lintas sektor. "Program KIA tidak akan bisa berjalan sendiri untuk dapat menurunkan kematian ibu dan anak. Perlu koordinasi dan kolaborasi yang baik dengan program-program kesehatan lainnya, serta dengan lintas sektor terkait," tambahnya. Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suhara Manullang, mengungkapkan, sejak 2010 buku KIA diluncurkan. Namun belum dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk menekan angka kematian ibu, bayi dan anak. "Kita lakukan rapat koordinasi untuk menurunkan angka kematian ibu, anak, bayi dan balita di Tangsel," ucapnya. Suhara berharap inovasi dan penerapan P4K serta pemanfaatan buku KIA bisa dilakukan dalam upaya penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita. "Untuk itu, mari kita semua bisa bergandengan tangan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Tangsel melalui pemanfaatan buku KIA secara baik dan benar," pungkasnya. (mg-7/esa)
Jaga Tumbuh Kembang, Pantau dari KIA
Rabu 21-03-2018,05:46 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :