Anak Kebutuhan Khusus jadi Dokcil

Jumat 09-03-2018,07:22 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

BALARAJA – Siapa bilang anak berkebutuhan khusus tak bisa jadi dokter kecil (dokcil)? Lewat program dokter kecil binaan Puskesmas Balaraja, SKh Negeri 01  Kabupaten Tangerang, anak-anak berkebutuhan khusus tersebut dilatih menjadi dokter kecil. Anak-anak yang dilatih menjadi dokter cilik tak hanya anak tuna rungu, tuna grahita maupun tuna wicara. Meski anak berkebutuhan khusus ini cepat bosan dalam melakukan kegiatan pelatihan dokcil, sehingga pihak puskesmas harus memberikan pelatihan yang menyenangkan. "Anak berkebutuhan khusus itu kan cenderung cepat bosan. Sehingga saat mengajari butuh menggunakan gambar dan praktik. Kalau teori saja itu sulit," ungkap Ngatini, Kepala SKh Negeri Kabupaten Tangerang. Komunikasi menjadi tantangan terbesar yang dihadapi dokter dari puskesmas. Meski begitu ia bangga karena anak didiknya kini sudah bisa melakukan tindakan kegawatdaruratan walaupun sederhana. "Pertolongan pertama untuk kecelakaan, misalnya bantu orang pingsan sudah bisa. Kemudian cuci tangan pakai sabun juga sudah bisa. Gosok gigi yang benar juga sudah memahaminya," katanya. Tak hanya itu, dokter-dokter kecil ini juga telah terlatih untuk terlibat aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk, yaitu mencari jentik nyamuk. Serta bagaimana membasmi peredaran nyamuk dengan cara menutup, menguras, dan mengubur dinilai perlu digencarkan untuk memberantas penyakit demam berdarah. "Melatih dokter kecil para anak berkebutuhan khusus agar mereka bisa mandiri, selain itu mereka juga mampu menyampaikan peran dokter kecil kepada teman-temanya di sekolah," tutur Ngatini, sambil memperlihatkan ruang usaha kesehatan sekolah. Anak yang dipilih menjadi dokter cilik adalah anak berkebutuhan khusus yang bisa dilatih, mengingat tugas mereka dalam menyampaikan fungsi dokter cilik tidak mudah. Apalagi menyampaikannya kepada anak berkebutuhan khusus juga. (mas)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler