Batam Jalur Favorit Selundupkan Narkoba

Sabtu 24-02-2018,05:54 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Direktur Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto mengatakan para penyeludup narkotika jaringan internasional masih menjadikan Batam sebagai jalur favorit untuk menyeludupkan narkoba. Bahkan, Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri mengidentifikasi sedikitnya ada 28 pelabuhan tikus di Batam yang kerap dijadikan pintu masuk para penyeludup narkoba. "Itu adalah jalur-jalur favorit yang sering digunakan para mafia (narkoba) ini," ungkap Direktur Direktorat V Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto di Mapolda Kepri, Kamis (22/2). Eko mengatakan, garis pantai yang panjang membuat para penyeludup mudah masuk Batam dan Kepri. Selain itu, maraknya penyeludupan narkoba ke Indonesia tak terlepas dari tingginya permintaan barang haram tersebut di dalam negeri. Eko menyebut, bandar sabu di Indonesia memesan mencapai 1 ton per hari. Menurut Eko, saat ini sekitar 2 persen dari 250 juta penduduk Indonesia merupakan pecandu narkotika. Dengan kata lain, ada 5 juta pecandu narkoba di Indonesia. "Satu gram sabu dipakai lima orang. Nah kalau lima juta orang berarti ada permintaan 1 juta gram atau 1 ton sabu per hari," kata Eko. Tak hanya permintaan yang tinggi, Indonesia juga menjadi pasar utama jaringan narkotika internasional karena besarnya keuntungan yang diperoleh para bandar. Sebab di negara produsen, misalnya Tiongkok, harga sabu hanya sekitar Rp 40 juta hingga Rp 60 juta per kilogram (Kg). Namun di Indonesia, harganya mencapai Rp 1,5 miliar per Kg. Oleh sebab itu, dia meminta setiap pihak harus menghilangkan ego sektoral dalam memerangi narkoba. Karena kejahatan narkotika bukan kriminal biasa. "Ini kejahatan yang luar biasa, mari kita hadapi bersama-sama agar kejahatan ini bisa ditangani dengan baik," ucapnya. Terkait penangkapan sabu 1,6 ton pada Selasa (20/2) lalu, Eko mengatakan masih memeriksa para tersangka. Yakni tiga kru dan satu nakhoda kapal Penuin Union (MV Min Lian Yu Yun 61870), kapal yang membawa sabu tersebut. Selain itu, Eko berjanji pihaknya akan mengejar bandar atau pemilik sabu 1,6 ton tersebut. "Kami akan tetap mencoba mengungkapkan siapa bos dari keempat orang ini," ucapnya. Terkait dengan pemeriksaan, Eko mengatakan masih menanyakan hal-hal yang biasa. "Bukan yang terlalu mendalam," tuturnya. Dari pengalamannya dalam menyidiki sindikat ini, dia mengatakan agak sulit mengorek informasi. Karena bandar di China mengembangkan jaringan sel terputus. "Kurir ini mengakui ke kami hanya bertugas membawa barang ini ke Anyer, lalu akan melakukan transaksi di hotel kawasan Jakarta," ujarnya. Namun pihak kepolisian tidak hanya mengandalkan informasi dari keterangan ke empat WN China itu saja. Pihaknya akan memeriksa Voyage Data Recorder (VDR) kapal. (jpc/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait