Ben Ajak Generasi Muda Hargai Perjuangan Pahlawan

Senin 10-11-2025,20:57 WIB
Reporter : Tri Budi Sulaksono
Editor : Endang Sahroni

TANGERANGEKSPRES.ID, SETU — Wali Kota Tangsel Be­nyamin Davnie menjadi ins­pektur upacara Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 di Taman Makam Pahla­wan Seribu, Serpong.

Dalam momen tersebut Be­nyamin Davnie mengajak ge­nerasi muda untuk menghor­mati perjuangan para pejuang yang telah merebut kemer­de­kaan Indonesia. ”Bagi generasi muda saya harap jauhi narkoba, jauhi tawuran, jauhi kebodohan, be­lajar,” ujarnya, Senin, 10 No­vember 2025.

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, tugas generasi muda adalah belajar, menuntut ilmu, baik di sekolah maupun di luar se­kolah. ”Karena bangsa ini me­nunggu mereka untuk memim­pin bangsa ini dalam skala apa­pun, dalam bentuk apapun,” tambahnya

”Tapi bagaimana mau me­mimpin kalau ilmunya tidak dikuasai, tidak dimiliki, seperti itu,” jelasnya.

Menurutnya, perjuangan itu prinsip dasarnya sama. Kalau dahulu melawan penjajahan, maka sekarang  perlawanannya dalam bentuk pembangunan terhadap kemiskinan, kebo­dohan. 

Kemudian juga terhadap ke­jahatan-kejahatan lainnya yang mengganggu rasa nyaman dan rasa tertib di masyarakat. 

”Jadi semua komponen saat ini waktunya untuk menun­jukkan kembali rasa nasionalis­menya melalui peringatan Hari Pahlawan. Karena saya khawatir se­mangat dan rasa nasionalisme ini terkikis oleh peradaban-peradaban modern yang dari luar Pancasila, dari luar Indo­nesia seperti pengharapan saya,” tuturnya.

Dalam momen Hari Pahlawan ini, Pak Ben berpesan kepada pejabat-pejabatnya yamg ada di lingkup Pemkot Tangsel. ”Ka­lau ngapalin Pancasila gam­pang, satu sampai lima. Tapi, nilai Pancasilanya, nilai ketuhanannya, nilai kemanu­siaannya, nilai persatuan, dan seterusnya, nilai-nilai itu yang harus menjadi sikap hidup se­luruh masyarakat, terlebih lagi birokrasi, harus menerap­kan, memahami dan menerap­kan nilai-nilai Pancasila,” tu­turnya. 

”Ini yang tidak boleh digang­gu, tidak boleh luntur, tidak boleh dilupakan seperti itu,” ungkapnya.

Seusai menjadi inspektur upa­cara, Benyamin Davnie ber­sama tamu undangan dan pejabat melakukan tabur bunga di makam para pahlawan. Ma­kam kedua orangtua Benyamin Davnie juga dimakamkan di TMP Seribu, yakni Edwin Mug­ni Sastradipura dan Ratnaning­sih Mugni.

Pak Ben menjelaskan, orang­tuanya (bapak) kebetulan ma­suk dalam tentara pelajar atau PETA atau pembela tanah air. Beliau lahir tahun 1925 dan ketika berusia 18-19 tahun su­dah dididik oleh Jepang men­jadi pembelatan air.

Kemudian diterjunkan ke­dalam berbagai macam medan pertempuran diseluruh wilayah Jawa Barat karena beliau me­mang masuk pasukan Siliwangi. ”Beliau juga ikut dalam Long March dari Bandung ke Jogja pada waktu itu. Sehingga dari seluruh perjuangannya beliau mendapatkan bintang gerilya. Penugasannya macam-macam,” ungkapnya.

Mantan birokrat Pemkab Ta­ngerang tersebut menuturkan, waktu dirinya lahir beliau ditu­gaskan di Pandeglang sebagai perwira distrik militer. ”Kalau sekarang pangkatnya Kapten, kalau sekarang Dandim. Nah, setelah itu beliau pindah ke Kodam Jaya, ditarik untuk se­kolah, kemudian di Kodam Jaya sampai pensiunnya,” ung­kapnya.

”Saya lupa tahun berapa be­liau pensiun, kalau nggak salah tahun 80 pensiun sebagai asis­ten personil di Kodam Jaya pa­da waktu itu dengan pangkat Kolonel,” tutupnya. (bud)

Kategori :