Siswa Muntah Usai Santap Menu MBG, Diduga Karacunan Telur dan Sayur

Kamis 04-09-2025,00:03 WIB
Reporter : Agung Gumelar/Ahmad Fadilah
Editor : Rudi Susanto

"Tentunya kejadian seperti ini sangat disayangkan ya. Kita akan evaluasi terlebih dahulu kenapa bisa siswa setelah makan MBG langsung sakit, kita juga berikan pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Kemudian, para siswa sudah ditangani oleh petugas kesehatan secara gratis, dan dipulangkan untuk pemulihan," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum meminta, Pemkab Serang segera melakukan evaluasi dapur MBG. Supaya ada perbaikan kedepannya agar prosesnya dapat berjalan dengan baik.

Sebelum itu, perlu adanya kepastian terlebih dahulu terkait permasalahannya ada di mana dan kenapa bisa siswa jatuh sakit setelah makan MBG.

"Harus dilihat dulu permasalahannya ada di mana. Apakah karena kelalaian petugas yang masak atau gimana, setelah itu baru dievaluasi untuk ada perbaikan kedepannya. Semoga kedepannya, kejadian serupa tidak terulang kembali," ujarnya. 

Sementara itu, di Lebak, diduga akibat basi menu MBG yang diterima siswa-siswi SD dan MTs di wilayah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak tidak dimakan. Paket makanan tersebut akhirnya dibuang karena sayur dan tempe yang dibagikan tidak layak konsumsi kondisinya sudah basi dan rasanya pahit. 

Agung Amin Firdaus, Wakil Kepala MTs Mathlaul Anwar, Bagos, Kecamatan Cibadak mengatakan, menu MBG yang dibagikan di sekolahnya baru berjalan dua hari.

Pada hari pertama menu makanan yang disajikan terdiri dari nasi, sayuran, tempe, telur dan buah-buahan. Akan tetapi, ketika anak-anak siap untuk menyantap makanan, sebagian dari mereka merasakan ada yang lain dari rasa masakan tersebut. Rasanya asam seperti masakan yang telah basi yakni dari sayur dan tempe yang terasa pahit. 

Sontak membuat guru yang mendengar langsung memeriksa dan mencicipi makanan anak. Dan ternyata benar sayur itu sudah mulai berubah rasa diduga basi. Selanjutnya, guru di sana segera meminta dan mengimbau para siswa agar tidak memakan makanan tersebut.

"Kemudian makanan yang basi yakni sayuran dan tempe yang rasanya pahit tidak dimakan. Sebab makanan seperi itu tidak layak konsumsi akibat diduga sudah basi dan rasanya pahit," kata Agung.

Informasi kebenaran menu MBG tersebut juga diakui oleh salah satu kepala sekolah tingkat SD Bojong Leles dengan pengiriman MBG di dapur yang sama. 

“Iya kang, dari keterangan rekan guru ada kuah sayur yang sudah kurang enak tapi langsung dibaritahukan ke anak- anak supaya jangan dimakan,” ungkapnya.

Kepala Sekolah tersebut menjelaskan makanan basi tersebut dibagikan kepada siswanya pada awal MBG dua hari lalu. 

"Untuk MBG hari ini aman dan tidak ada masalah, mudah-mudahan terus seperti ini," ucapnya.

Iwan Sunano, perwakilan yayasan Ijah Barokah sebagai mitra MBG di Kecamatan Cibadak mengaku, hingga saat ini belum ada laporan dari sekolah terkait adanya menu MBG basi. Namun, kata Iwan, memang ada yang melapor jika menu MBG sayur rasanya lain dan berair.

"Namun setelah kita teliti menu sayur yang diduga basi ternyata tidak, hanya sedikit berair dan rasa yang berubah," kata Iwan, saat ditemui di dapur MBG. (agm/fad)

Kategori :