Menurutnya, siswa SMA memiliki kreatifitas yang tinggi dan jangan sampai kreatifitas tersebut salah. Sehingga melalui PIKR pihaknya mengarahkan anak-anak kepada hal-hal yang positif.
”Nah, tiga anak Genre ini kan adalah contoh buat adik-adik. Kenapa sih saya bawa contoh buat adik-adik SMA ini, dengan PIKR mereka bisa melanjutkan keperguruan tinggi yang mereka harapkan.
Jadi, PIKR ini adalah salah satu kompok kelebihan ekstra kulikuler yang bilamana mereka berprestasi, sebenarnya berprestasi di bidang apapun dan salah satunya PIKR dia bisa masuk keperguruan tinggi dengan jalur prestasi,” ungkapnya.
Dokter Uut mengatakan, pihaknya sedang gencar menyosialisasikan ke sekolah-sekolah terkait KDRT, bullying dan kasus kekerasan.
”Nah kami juga menyelipkan program PIKR. Jadi di sekolah itu ada piketnya tidak. Nah kalau ada, jalan atau tidak. Kalau tidak jalan maka tugas kami mementuk PIKR. Jadi semuanya baik staf dan pegawai di dinas lagi ditugaskan Pak Kadis untuk menginformasikan terkait dengan kasus informasi sosial KDRT, bullying dan sebagainya,” tuturnya.
Dokter Uut berharap, dengan kegiatan tersebut PIKR disetiap sekolah bisa berjalan dengan maksimal dan menjadi program umum, serta jadi ekstra kulikuler umum. ”Harapannya anak-anak yang ikut di PIKR atau kegiatan lain kearah positif, nggak ada lagi kasus pernikahan ini, anak punya anak, kasus KDRT, dan sebagainya,” tutupnya.
Sementara itu, Siswi Kelas X-7 SMAN 9 Kota Tangsel Indriana Lusiana Alkayisi mengatakan, dirinya senang mengikuti sosialisasi pembinaan PIKR di sekolahnya tersebutm
”Ikut PIKR lumayan seru dapat pelajaran juga. Dapat pelajaran dalam kita berkeluarga kita jadi tahu. Ada juga materi terkait tidak boleh nikah diusia dini karena, masih muda. Mungkin agar matang juga dari diri kita buat diusia pas untuk nikah,” singkatnya. (bud)